Ironisnya, ia mengaku memanfaatkan air sungai untuk keperluan selama di pengungsian, termasuk digunakan untuk memasak.
"Air bersih juga enggak ada, masak aja pakai air kotor air kali," keluhnya.
"Enggak ada air, beli juga enggak ada, susah."
Sedangkan untuk bantuan air bersih menurutnya hanya sebotol air mineral untuk diminum.
Bahkan menurutnya, untuk urusan perut juga kesulitan memenuhinya.
"Makan seadanya, makan sehari sekali, itu juga nasi diangetin lagi, ibu sedih," kata Maryati.
Meski begitu, dirinya dan juga orangtua lainnya mengaku masih bisa menahan.
Dirinya hanya mengkhawatirkan kondisi dari anak-anaknya, termasuk juga adanya dua bayi.
Baca juga: Tak Mau Banjir Kali Ini Dibandingkan Tahun-tahun Lalu, Anies Baswedan: Seakan-akan Hujannya Sama
"Hujan ya kehujanan, keanginan, mana ada banyi umur lima bulan, dua orang, pada nangis, kita saja yang tua kedinginan, apalagi dia yang masih bayi," jelas Maryati.
Dirinya berjarap bisa mendapatkan bantuan, termasuk bantuan obat-obatan jika memang banjir belum surut sehingga masih harus berada di pengungsian.
"Ya apa aja, maksudnya beras, air bersih, obat-obatan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Bima Arya Sebut Penyebab Banjir Jakarta Bukan di Hulu
Wali Kota Bogor Bima Arya ikut bersuara menanggapi terjadinya banjir di DKI Jakarta dan merespons pernyataan dari Gubernur Anies Baswedan.
Sebagaimana diketahui, sebagian wilayah DKI Jakarta terendam banjir sejak Jumat (19/2/2021) dan baru mulai surut pada Minggu (21/2/2021).