"Kami meluncurkan satu gerakan sejak 2012, countering violent extremism. Jadi meng-counter ekstremitas yang menampilkan kekerasan," terangnya.
Baca juga: Jokowi Diminta Beri Jaminan untuk Din Syamsuddin karena Telah Dilaporkan: Belum Masuk Mengritik
Lebih lanjut, terlepas dari itu, Din Syamsuddin menyebut bahwa istilah radikal sebenarnya tidak hanya memiliki arti negatif.
Hanya saja menurutnya, belakangan ini kata radikal konotasinya lebih banyak ke negatif.
"Kan radikal itu punya arti positif, radiks itu akar," kata Din Syamsuddin.
"Beragama harus radikal. Artinya berpegang pada akar agama, dalam bernegara juga harus radikal, berpegang pada dasar negara," paparnya.
"Cuman sekarang agak distorsi."
Kembali soal tudingan serta pelaporan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Din Syamsuddin menyebut bukan baru-baru ini terjadi.
Melainkan sudah setahun yang lalu.
"Ini sebenarnya bukan baru, ini sudah sejak beberapa bulan lalu, bahkan setahun yang lalu," terangnya.
"Termasuk patut diduga merekalah yang memasang spanduk di Kampus ITB 'pecat Din Syamsuddin dari anggota MWA ITB karena radikal'," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)