Hati-hati Vaksinasi Lansia
Sebelumnya diberitakan, BPOM telah meminta agar para tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi vaksinator ekstra hati-hati dalam menyuntikkan Vaksin Sinovac kepada pasien lanjut usia.
Solusi yang diungkapkan oleh BPOM adalah memperketat proses screening kepada para lansia sebelum menerima suntikan vaksin.
Hal itu disampaikan melalui Juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro, di Istana kepresidenan Jakarta, Senin (8/2/2021).
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, dr. Reisa menyampaikan, uji klinik yang dilakukan di negara lain menunjukkan bahwa Vaksin Sinovac mampu memberikan antibodi yang baik kepada para lansia.
"Sesuai hasil uji klinis, uji klinis ini menyatakan tidak ada efek samping serius akibat pemberian vaksin," jelasnya.
Perbedaannya adalah para lansia memerlukan jeda waktu 28 hari antara suntikan vaksin pertama dan kedua.
Sedangkan pada usia 60 tahun ke bawah, para penerima vaksin disuntik dalam jeda waktu 14 hari.
Dokter Reisa menegaskan, ada hal yang harus diperhatikan pada pemberian vaksin terhadap lansia.
BPOM berpesan agar para lansia diperiksa betul sebelum disuntikkan vaksin.
Hal tersebut karena para lansia lebih rawan memiliki penyakit penyerta.
"Kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyaki penyerta atau komorbid," ujar dr. Reisa.
"Maka dari itu pesan bagi para vaksinator di seluruh Indonesia dan juga dokter yang memberikan konsultasi kepada nakes lansia bahwa prokes screening menjadi sangat critical (genting) sebelum memutuskan untuk dapat dilakukan vaksinasi," pungkasnya.
Baca juga: Viral Selebgram Helena Lim Suntik Vaksin Covid-19, Wagub DKI: Kami akan Cek kenapa Dia Bisa Datang
Simak videonya mulai menit ke-6.30:
(TribunWow.com/Anung)