TRIBUNWOW.COM - Sejak Jumat (5/2/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 kepada kelompok usia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia).
Program vaksinasi terhadap lansia kemudian dimulai pada Senin (8/2/2021).
Linda Merliani, satu dari beberapa lansia penerima Vaksin Sinovac mengaku tidak merasakan gejala apapun seusai menerima suntikan vaksin.
Baca juga: Alasan Orang yang Sudah Dapat Vaksin Masih Bisa Terkena Covid-19, Waspada soal Virus Varian Baru
Hal itu diungkapkannya dalam acara KOMPAS PETANG, Senin (8/2/2021).
Linda merupakan seorang pegawai Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta yang baru saja pensiun pada Juni 2020 lalu.
Ia bercerita, sebelum disuntikan vaksin, dirinya melalui proses screening terlebih dahulu.
Pada saat itu ia ditanyakan tentang adakah penyakit yang dideritanya.
"Saya ditanya apakah ada penyakit hipertensi, gula, jantung, kemudian yang lain," kata Linda.
Karena tak mengidap penyakit-penyakit tersebut, Linda kemudian berlanjut ke tahap pemeriksaan.
"Kemudian saya dilakukan pemeriksaan, suhu, tekanan darah," kata Linda.
Setelah semua pemeriksaan menunjukkan hasil normal, barulah vaksin Covid-19 disuntikkan.
"Setelah dilakukan vaksinasi, saya diobservasi 30 menit," kata dia.
Selama diobservasi, Linda ditanyai oleh vaksinator apakah ia mengalami gejala-gejala tertentu, seperti pusing maupun pegal.
Linda mengaku, dirinya tidak merasakan apapun seusai menerima suntikan vaksin.
"Baik-baik saja," ujarnya.
Baca juga: Bicarakan Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Lansia, Simak Penjelasan dari Menkes Budi Gunadi
Hati-hati Vaksinasi Lansia
Sebelumnya diberitakan, BPOM telah meminta agar para tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi vaksinator ekstra hati-hati dalam menyuntikkan Vaksin Sinovac kepada pasien lanjut usia.
Solusi yang diungkapkan oleh BPOM adalah memperketat proses screening kepada para lansia sebelum menerima suntikan vaksin.
Hal itu disampaikan melalui Juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro, di Istana kepresidenan Jakarta, Senin (8/2/2021).
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, dr. Reisa menyampaikan, uji klinik yang dilakukan di negara lain menunjukkan bahwa Vaksin Sinovac mampu memberikan antibodi yang baik kepada para lansia.
"Sesuai hasil uji klinis, uji klinis ini menyatakan tidak ada efek samping serius akibat pemberian vaksin," jelasnya.
Perbedaannya adalah para lansia memerlukan jeda waktu 28 hari antara suntikan vaksin pertama dan kedua.
Sedangkan pada usia 60 tahun ke bawah, para penerima vaksin disuntik dalam jeda waktu 14 hari.
Dokter Reisa menegaskan, ada hal yang harus diperhatikan pada pemberian vaksin terhadap lansia.
BPOM berpesan agar para lansia diperiksa betul sebelum disuntikkan vaksin.
Hal tersebut karena para lansia lebih rawan memiliki penyakit penyerta.
"Kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyaki penyerta atau komorbid," ujar dr. Reisa.
"Maka dari itu pesan bagi para vaksinator di seluruh Indonesia dan juga dokter yang memberikan konsultasi kepada nakes lansia bahwa prokes screening menjadi sangat critical (genting) sebelum memutuskan untuk dapat dilakukan vaksinasi," pungkasnya.
Baca juga: Viral Selebgram Helena Lim Suntik Vaksin Covid-19, Wagub DKI: Kami akan Cek kenapa Dia Bisa Datang
Simak videonya mulai menit ke-6.30:
(TribunWow.com/Anung)