Sementara, meski orangtua Atta tak bisa mendampingi anaknya, pernikahan tersebut akan tetap dipandang sah.

"Jadi kalau Atta menikah dengan Aurel, yang harus didampingi wali dan harus ada syaratnya adalah bapaknya si Aurel," terang Gus Miftah.

"Karena tidak ada pernikahan kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil, ya sudah."

"Kalau Aurel binti Anang Hermansyah, dinikahkan dengan Atta, Atta enggak ada wali sah, selesai."

"Karena laki-laki itu bisa menikahkan dirinya sendiri, enggak harus pakai wali."

"Yang enggak sah itu kalau Aurel enggak diwaliin sama Mas Anang."

"Jadi artinya bapaknya Atta di Malaysia, itu enggak mengurangi keabsahan pernikahan," tuturnya.

Melihat adanya kesempatan, Anang langsung memancing kesediaan Gus Miftah untuk menikahkan anaknya.

Tanpa ragu-ragu, pimpinan pondok pesantren di Sleman, Yogyakarta tersebut langsung mengiyakan permintaan Anang.

"Apalagi sampeyan yang nikahin?," cetus Anang.

"Saya yang nikahin," tegas Gus Miftah.

"Apalagi sampeyan yang ngasih wejangan pernikahan?," lanjut Anang.

"Ngasih wejangan," sahut Gus Miftah.

"Berarti mau ya?," tanya Anang.

"Mau, saya tuh senang ngasih wejangan pernikahan, apalagi kalau dinikahkan," kekeh Gus Miftah.

"Genit kan," tuding Anang.

Gus Miftah kemudian membeberkan nasihat yang akan dikatakannya pada Atta di hari pernikahan.

Ia mewanti-wanti agar Atta setia dengan istrinya.

"Tapi saya harus bilang, kalau saya ngasih nasihat pernikahan, 'Hai Atta ingat, nikah itu senang, tapi jangan senang menikah," tutur Gus Miftah.

"Gua hajar lo, saya bilang gitu sama Atta," imbuhnya sembari mengacungkan kepalan tangan.

Di akhir acara, Gus Miftah mengulangi pernyataannya yang hendak menjadi penghulu bagi Atta dan Aurel.

Ia bersedia kapan pun kedua sejoli tersebut menentukan tanggal pernikahan mereka.

"Saya sudah janji sama Mas Anang saya akan menikahkan Aurel dan Atta, tinggal cari tanggalnya dan saya akan memberikan nasihat pernikahan pada Aurel," tegas Gus Miftah.

"Catat," pungkas Anang. (TribunWow.com)