Virus Corona

Rencana Vaksin Mandiri, Menkes Budi Sadikin Ungkap Hal Tak Diinginkan: Banyak Kemungkinan Bocornya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal rencana dilakukannya vaksin mandiri.

"Selama isu-isu tadi bagaiaman kita bisa menjaga keadilan sosial, kita bisa menjaga prinsip vaksin gratis ini merupakan hak semua rakyat, kemudian juga bisa jaga jangan sampai kemudian vaksin-vaksin ini bisa disalahgunakan, ya kita open. Kita open terhadap ide tersebut," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 14.14

Budi Sadikin Akui Cara Testing Salah: Tidak Ada Gunanya

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memberikan pengakuan mengejutkan soal sistem pemeriksaan (testing) Covid-19 di Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, Budi Sadikin mengakui bahwa testing Covid-19 yang dilakukan selama ini salah.

Hal itu diungkapkan Budi Sadikin dalam acara "Vaksin dan Kita" yang diselenggarakan oleh Komite Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat, Jumat (22/1/2021).

Petugas kesehatan Indramayu, Jawa Barat, saat melakukan swab masal Covid-19 di Sport Center, Indramayu. Swab ini dilakukan pada Rabu (17/7/2020). (KOMPAS.com/ALWI)

Baca juga: Positif Covid-19 seusai Divaksin, Bupati Sleman Bukan Tertular Gara-gara Kandungan Sinovac

Baca juga: Erick Thohir Akhirnya Ungkap Alasan Pemerintah Utamakan Vaksin Covid-19 dari China

Dalam kesempatan itu, Budi Sadikin menyebut testing yang dilakukan berasa sia-sia.

Pasalnya kasus Covid-19 masih banyak dan terus bertambah meski sebenarnya sudah cukup melampaui rekomendasi dari WHO untuk pengetesan setiap minggunya.

"Testing, tracing, dan treatment (3T) serta isolasi bagaikan menambal ban bocor," ujar Budi Sadikin.

"Kita itu tidak disiplin. Cara testing-nya salah," ujar Budi Sadikin, dikutip dari YouTube KompasTV.

Menurut Budi Sadikin, kesalahannya adalah terdapat pada objek pengetesan.

"Testingnya banyak tapi kok naik terus? Habis yang dites orang kayak saya, setiap kali mau ke Presiden dites, tadi malam, barusan saya di-swab," ungkap Budi Sadikin.

"Seminggu saya bisa lima kali diswab kalau masuk istana. Emang benar (testing) seperti itu?" lanjutnya.

"Testing kan enggak gitu seharusnya. Testing epidemologi bukan testing mandiri," jelasnya.

Baca juga: Orang yang Sudah Kena Covid-19 Tak Bisa Divaksin Sinovac, Ini Daftar Kriterianya

Pria lulusan Fisika Nuklir ITB itu menegaskan bahwa testing yang benar harusnya sesuai dengan rantai penyebaran Covid-19 dengan menyasar orang-orang yang suspek.

"Yang dites itu orang yang suspek, bukan orang yang mau pergi, mau ketemu presiden," kata dia.

"Syarat WHO terpenuhi itu satu per seribu per minggu, tapi tidak ada gunanya testingnya secara epidemiologi," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)