Vaksin Covid

Pemerintah Minta Rumah Sakit Tak Sembarangan Promosi Vaksin Covid-19: Tunggu Arahan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah terkait Perkembangan Penanganan Covid-19, Selasa (15/12/2020). Prof Wiku menjawab soal Pre order Vaksin Covid-19.

TRIBUNWOW.COM - Masyarakat Indonesia dijadwalkan akan mulai menerima suntikan vaksin Covid-19 pada awal tahun 2021 nanti.

Sembari menanti kesiapan vaksin Covid-19 untuk bisa digunakan secara masif, beradar kabar adanya sistem PO atau pre-order yang dilakukan oleh rumah sakit (RS).

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta agar RS tetap menunggu arahan dari pemerintah.

1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) malam. (Instagram/@sekretariat.kabinet)

Baca juga: Tangani Covid-19, Maruf Amin Sebut Informasi yang Akurat dan Kredibel Dibutuhkan: Berdampak Besar

Hal itu disampaikan oleh prof Wiku dalam Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah terkait Perkembangan Penanganan Covid-19, Selasa (15/12/2020).

Prof Wiku menyampaikan, ia meminta agar RS tidak sembarangan mempromosikan vaksin Covid-19 sebelum ada instruksi resmi dari pemerintah.

"Satgas meminta kepada rumah sakit untuk menunggu arahan dan keputusan pemerintah terkait dengan program vaksinasi," kata dia seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).

"Jangan melakukan promosi atau kegiatan serupa terkait program vaksinasi sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah untuk mencegah kesimpang siuran informasi di masyarakat," ujarnya.

Diketahui, penerima vaksin nantinya akan dikabarkan oleh pemerintah lewat notifikasi pesan singkat atau SMS.

Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Senin (14/12/2020).

Dokter Siti memaparkan, penerima vaksin gratis dan berbayar, nantinya akan mendapat pesan SMS dari pemerintah.

"Jadi calon penerima vaksin tersebut akan mendapatkan notifikasi SMS yang kemudian akan mengisi form pendaftaran," paparnya.

Form pendaftaran tersebut nantinya akan diolah dalam sebuah sistem informasi.

Calon penerima vaksin nanti akan diberitahu di mana mereka akan mendapat suntikan vaksin Covid-19.

"Akan ada by name by adress," ungkap dr Siti.

Sampai saat ini, sistem informasi tersebut masih dimatangkan oleh Kemenkes dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), serta BPJS kesehatan.

"Nanti akan ada penjadwalan kapan harus datang ke Faskes layanan kesehatan baik itu nanti untuk vaksin mandiri maupun untuk vaksin pemerintah," jelas dr Siti.

Baca juga: Soal Vaksin Covid-19 Berbayar, Tenaga Ahli Utama KSP: Tidak Menyalahi Aturan

Prioritas Penerima Vaksin

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 siap suntik telah tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta pada Minggu malam (06/12/2020).

Vaksin buatan Sinovac tersebut didatangkan langsung dari Beijing, Tiongkok ke Indonesia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan, target pertama penerima vaksin Covid-19 adalah tenaga kesehatan.

Dikutip dari setkab.go.id, Terawan mengatakan, vaksin Covid-19 yang disediakan oleh pemerintah telah diuji dan direkomendasi WHO atau organisasi kesehatan dunia.

“Pemerintah hanya menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis sesuai dengan rekomendasi dari WHO,” kata Menkes, Senin (07/12/2020), di Jakarta.

Terawan mengatakan, vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia akan disegerakan mendapat persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) lalu sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Vaksin rencananya akan didistribusikan secara berjenjang, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga ke pemerintah daerah kabupaten dan kota.

Terawan mengatakan, vaksin ini pertama kali akan diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan.

“Untuk vaksin kiriman pertama ini, nanti yang pertama akan mendapatkan sasaran adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan,” ujar Menkes.

“Sesuai dengan rencana distribusi vaksin Covid-19 yang telah dibahas bersama bahwa untuk skema program maka vaksin akan didistribusikan ke gudang vaksin di dinas kesehatan provinsi, untuk selanjutnya diedarkan ke dinas-dinas kesehatan di bawahnya,” papar Terawan.

Terakhir, Terawan mengingatkan bahwa vaksinasi bukanlah pertahanan pertama dari Covid-19.

Ia mengingatkan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai pertahanan pertama dari Covid-19.

“Semoga pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dapat segera dilaksanakan tepat waktu, berjalan dengan baik dan lancar, sehingga pandemi COVID-19 ini dapat segera dan cepat diatasi. Tetap ingat protokol kesehatan, pesan ibu pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan,” jelas Terawan.

Baca juga: Pemerintah Berencana Subsidi Vaksin Covid-19 Setengah Penduduk Indonesia? Ini Penjelasan BUMN

Simak video selengkapnya mulai menit ke-30.20:

(TribunWoW.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari setkab.go.id dengan judul Menkes: Pemerintah Hanya Sediakan Vaksin Yang Terbukti Aman