Penurunan baliho juga dilakukan untuk seluruh baliho, spanduk, serta umbul-umbul yang tidak memiliki izin.
Kini langkah yang diambil adalah melakukan pendekatan secara persuasif.
"Kami ikhtiarkan melalui pendekatan persuasif mengingat kondisi kita di Mataram menjelang pilkada dan juga kewaspadaan kami pada potensi kerumunan yang berakibat potensial terjadi penularan Covid-19," kata Martawang.
Penurunan baliho diketahui dilakukan oleh Satgas Kota Mataram bersama Polisi dan TNI, Minggu (22/11/2020) sore.
Diketahui, kegiatan penertiban baliho rutin dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Mataram melalui satgas keamanan yang didampingi oleh Satpol PP, kepolisian, dan TNI.
Pangdam Jaya: Memang Dia Siapa?
Sebelumnya diberitakan, Pangdam Jaya, Mayjen, Dudung Abdurrahman, tanggapi kritikan yang ditujukkan kepada dirinya maupun institusi TNI.
Hal itu menyusul tindakan dari TNI yang ikut turun tangan dalam menertibkan baliho atau spanduk terkait Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan YouTube KompasTV, Senin (23/11/2020), Dudung menyakini bahwa pihak yang mengkritik jauh lebih sedikit ketimbang yang memberikan apresiasi dan dukungan.
Dudung juga mengatakan bahwa pihak-pihak yang mengkritik itu tidak mengetahui secara jelas bagaimana yang sebenarnya terjadi.
"Kritikan itu paling sedikit, yang mendukungnya banyak," ujar Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurrahman
"Yang mengkritik itu tidak tahu perjalanannya, ceritanya bagaimana penurunan baliho itu," jelasnya.
Menurutnya, persoalan penurunan baliho Habib Rizieq sudah mulai ditertibkan sejak dua bulan lalu yang dilakukan oleh oleh Satpol PP.
Namun disebutnya bahwa saat itu justru mendapatkan hadangan dari pihak FPI.
Atas dasar itulah dirinya memerintahkan anggotanya untuk membantu Satpol PP maupun pihak kepolisian dalam menertibkan baliho liar Habib Rizieq.