Habib Rizieq Shihab

Detik-detik Irfan Alaydrus Temui Najwa Shihab seusai Akad, Putri Habib Rizieq Langsung Cium Tangan

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto pernikahan putri Habib Rizieq Shihab, Syarifah Najwa Shihab, dengan Irfan Alaydrus, Sabtu (14/11/2020).

Menanggapi itu, Dokter Umum Relawan Covid-19, dokter Tirta Mandira Hudhi mengaku kecewa.

Ia menuntut keadilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Pasalnya, Pemprov tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Di mana sudah ada aturan-aturan yang harus ditaati dalam penerapan tersebut.

"Ya saya butuh keadilan saja sebagai relawan, ya kalau PSBB transisi sudah ada Pergubnya, kalau ada yang melanggar ya di sanksi."

Massa pendukung dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) saat menunggu kepulangan Habib Rizieq Syihab di sekitar markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat (10/11/2020) Massa mulai berdatangan dari pagi hingga siang hari, Pantauan Tribunnews.com massa yang berdatangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. (Tribunnews/JEPRIMA)

"Jadi di sini itu ketegasan gini, dulu ada demo omnibus terus ketika demo omnibus ditakutkan jadi klaster Covid," kata dokter Tirta dikutip dari kanal YouTube Official iNews pada Senin (16/11/2020).

Menurutnya ramainya acara pernikahan sekaligus penjemputan Rizieq di Bandara sebelumnya tidak sesuai dengan kampanye-kampanye Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selama ini.

"Terus habis itu orang ramai-ramai ngritik di kafe-kafe Jakarta lalu Bekasi, dan ada razia masker yang digembar-gemborkan Pak Anies."

"Cuma kita lihat ini yang kejadian bandara, kedua tentang nikahan, sedangkan kalau nikahan kita harus izin ke Pemprov DKI," kata dia.

Baca juga: Anies Baswedan Beri Denda Tertinggi Acara Rizieq Shihab di Petamburan, Satgas Covid-19 Apresiasi

Tak hanya itu, dokter sekaligus Influencer ini juga kecewa dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.

Mereka dan Pemprov DKI dianggap takut dengan massa.

"Ini malah puluhan ribu, didukung BNPB ya udah tengah-tengah kan, mungkin BNPB sama Pemprov DKI takut ama massa, lebih takut ama massa dari pada perjuangan enggak ada relawan."

"Jadi mereka ngizinin seharusnya boleh ya boleh, tidak ya tidak," ungkap dokter Tirta.

Dengan tegas, dokter Tirta menyindir bahwa pihak-pihak berwenang justru takut dengan kerumunan massa.

"Mereka takut massa udah gitu aja, tegas aja, ngapain kita takut ngomong fifthy-fifthy," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Gipty)