Terkini Daerah

Tak Hanya Dirantai Tantenya, Bocah Ini Juga Kerap Dapat Kekerasan Fisik hingga Dipaksa Jadi Buruh

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penganiayaan orang tua terhadap anak-anak - RK (11), bocah yang dirantai sering mendapat kekerasan fisik dari ibu asuhnya yang tak lain tantenya sendiri, ST (55).

Ia mengaku bahwa RK adalah siswa kelas V SD dan satu kelas dengan anaknya, namun tantenya memindahkan RK ke sekolah dekat pasar.

Akan tetapi, Erin malah tidak pernah melihat RK pergi sekolah.

" Putus sekolah dan sering saya liat ini anak bantu tantenya menjual, setelah itu dia pergi jadi tukang arco angkat- angkat sayur dan belanjaan pembeli di pasar," ungkapnya Erin.

Lebih lanjut Erin menceritakan, sang bocah kerap mendapat perlakuan kasar dari tantenya, bahkan dicubit dan dipukul.

"Tantenya sering tidak tidak bisa tahan emosinya, kalau ada sedikit kesalahan RK langsung dia pukul kasian."

"Apalagi rawat anak laki-laki harus kita sabar toh, namanya saja anak- anak masih ingin main mungkin dengan teman-temannya," tambah Erin.

Ditemukan Terikat Rantai

Diberitakan sebelumnya, nasib tragis dialami oleh RK (11) yang disekap di sebuah kios.

Penyekapan itu terbongkar oleh pedagang di Pasar Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Saat ditemukan pada Minggu (8/11/2020), kaki dan tangan anak itu diikat dengan rantai. Mulutnya juga ditutup dengan lakban.

Baca juga: Begini Rumitnya Proses Pembuatan Vaksin Covid-19, Keamanan Menjadi Prioritas Utama Proses Uji Klinis

Sarifuddin (33), salah satu pedagang di pasar Baruga yang menemukan sang bocah menceritakan, saat itu tengah mengupas sayur, tiba-tiba mendengar suara orang meminta tolong dari dalam kios yang terkunci. 

Kemudian ia mencari sumber suara tersebut, ternyata berasal dari kios milik SR, tante bocah yang disekap.

Selanjutnya Sarifuddin membuka paksa pintu kios tersebut dan menemukan korban dengan posisi miring. 

Kedua tangan dan kaki anak itu terikat dengan rantai menjadi satu dengan menggunakan gembok dalam keadaan terkunci serta mulut terlakban warna kuning.

"Saya bersama iparku bawa ini anak keluar dari kios, lalu buka lakban dari mulutnya. Namun rantai yang mengikat kedua tangan dan kedua kakinya tidak bisa terbuka karena dalam posisi terkunci dengan gembok," tutur Sarifuddin berdasarkan keterangannya di Polsek Baruga, Senin (9/11/2020).

Halaman
123