TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan gambaran untuk situasi yang tengah terjadi di Tanah Air.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah menilai, baik dari masyarakat maupun pemerintah seperti terbagi dalam dua kelompok.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Di ILC, Rocky Gerung Bicara soal Kritik ke Jokowi: Kalau Negatif Dilaporkan, kalau Positif Dipuji
Baca juga: Bahas UU ITE di ILC, Haris Azhar: Jokowi Enggak Pernah Merespons Oposisi Ditangkap Gara-gara Digital
Oleh karenanya, Fahri Hamzah meminta supaya dilakukannya konsolidasi untuk bisa mendamaikan dua kelompok tersebut.
Menurutnya dengan kondisi negara yang damai maka dengan sendirinya semua akan berjalan denga baik, termasuk juga mendapatkan apresiasi dari negara lain.
Dirinya mengaku sudah bosan dengan konflik-konflik ataupun drama-drama yang terjadi, apalagi berkaitan dengan politik.
"Kenapa enggak semua ini pengin nolong Pak Jokowi untuk berakhir dengan baik, ini waktunya rekonsiliasi, ini ada problem dalam konsolidasi demokrasi kita, habis itu kita perbaiki iklim seluruh lembaga-lembaga negara supaya dunia melihat," ujar Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah menilai tidak ada keinginan dari pemerintah untuk melakukan konsolidasi, melainkan justru mendorong masyarakat untuk terus terjadi pertengkaran.
Hal itu dilakukan dengan cara membuat kebijakan-kebijakan yang cukup kontroversi.
Termasuk yang terbaru adalah pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang menuai banyak penolakan dari masyarakat, khususnya para buruh dan pekerja.
Padahal di satu sisi persoalan pandemi Covid-19 masih terus menjadi masalah utama.
Baca juga: Sarankan Jokowi Telepon Langsung Presiden Prancis dan Minta Hal Ini, Pakar: Akan Terjadi Tragedi
Dirinya mengaku sempat memberikan apresiasi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal kepemimpinannya pada periode kedua setelah melakukan rekonsiliasi dengan lawannya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto.
Dengan bergabungnya Prabowo di kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan tentu diyakini bisa memberikan dampak pada pendukungnya untuk kembali bersatu.
"Pemerintah seperti mendorong supaya kita tetap bertengkar dan enggak tahu caranya menghindari pertengkaran itu," kata Fahri Hamzah.
"Padahal powernya besar sekali untuk melakukan rekonsiliasi dan sudah dilakukan," jelasnya.