TRIBUNWOW.COM - Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengungkapkan bagaimana dunia internasional menanggapi pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Diketahui pernyataan Macron terkait karikatur Nabi Muhammad dinilai menyinggung perasaan umat Islam dunia.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Hikmahanto dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Presiden Prancis Klarifikasi Tak Ingin Mengolok Islam, Pakar HI Nilai Sudah Terlanjur, Ini Sebabnya
Hikmahanto menjelaskan masyarakat Prancis memang tengah dikejutkan dengan tragedi penyerangan berbasis agama yang mengakibatkan korban jiwa.
"Sekarang saja, kalau kita lihat di Nice kemarin, betapa masyarakat (Islam) Prancis ingin membela nabinya lalu melakukan pembunuhan. Menurut saya juga tidak dibenarkan," ungkap Hikmahanto.
Selain itu ada pula kasus pemenggalan guru sejarah Samuel Paty yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai materi diskusi kebebasan berpendapat.
Menurut Hikmahanto, dua insiden tragis yang terjadi dalam waktu kurang dari sebulan ini dikecam pula oleh masyarakat Islam dunia.
Meskipun begitu, tanggapan Macron terhadap dua peristiwa inilah yang menuai sorotan dan protes.
Hikmahanto menyinggung saat ini ada pihak yang menunggangi aksi protes kepada Macron.
"Sekarang ini ada pihak ketiga yang mau memanfaatkan," ungkap pengamat hukum internasional ini.
"Saya membaca di sosial media, Al-Qaeda mengatakan bahwa sebagai umat Islam, seolah-olah boleh melakukan pembunuhan terhadap Macron. Buat apa?" lanjutnya.
Ia menilai tindakan ekstrem semacam itu tidak perlu digaungkan.
Baca juga: Angkat Bicara soal Presiden Prancis, PM Kanada Sentil Macron: Kebebasan Berpendapat Ada Batasnya
Menurut Hikmahanto, tuntutan utama umat Islam dunia adalah Macron meminta maaf atas pernyataannya yang dinilai bermuatan sensitif.
"Kalau saja Macron meminta maaf lalu mencabut pernyataan dengan mengatakan bahwa, 'Kemarin itu yang saya tujukan kepada rakyat Prancis, bukan masayarakat dunia', itu akan lebih baik," paparnya.
Hikmahanto menyinggung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turut dapat berandil dalam memberi masukan kepada Macron.