TRIBUNWOW.COM - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau buka suara tentang pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Diketahui pernyataaan Macron mengundang protes dari umat Islam dunia, bahkan berujung pada ajakan untuk memboikot produk Prancis.
Hal tersebut terkait karikatur Nabi Muhammad yang dirilis majalah Prancis Charlie Hebdo.
Baca juga: 20 Organisasi Islam Dunia Peringatkan Presiden Prancis, Tulis Petisi: Macron Nodai Warganya Sendiri
Dilansir TribunWow.com, Trudeau kemudian menanggapi polemik tersebut, mengingat Macron bersikeras menilai penerbitan karikatur tersebut adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijunjung di Prancis.
"Kami akan selalu mendukung kebebasan berpendapat," tegas Trudeau, dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (31/10/2020).
Meskipun begitu, ia memberikan catatan bagi pernyataan Presiden Macron.
Menurut Trudeau, penting agar kebebasan berpendapat diikuti dengan tanggung jawab dan menghormati orang lain.
Ia menyinggung hal itu penting demi menjaga kedamaian di antara masyarakat yang beragam.
"Namun kebebasan berpendapat bukan berarti tanpa batas," singgung PM Kanada.
"Kita bertanggung jawab untuk bertindak dengan menghormati orang lain dan tidak perlu dengan sengaja menyakiti anggota masyarakat lain di dunia yang kita tinggali bersama," tambah Trudeau.
"Di masyarakat yang plural, beragam, dan saling menghormati seperti negara kita, kita bertanggung jawab untuk tetap menyadari dampak dari ucapan kita, tindakan kita ke orang lain, terutama terhadap komunitas dan kelompok yang masih mengalami isu diskriminasi," terangnya.
Baca juga: Kecam Pidato Presiden Prancis, Jokowi Anggap Lukai Umat Islam: Sama Sekali Tidak Bisa Dibenarkan
Dalam kesempatan yang sama, Trudeau menilai masyarakat dunia siap melakukan debat terbuka terhadap isu ini, mengingat dampak yang akan ditimbulkan.
Di sisi lain, Trudeau juga mengecam keras insiden penyerangan yang mengejutkan masyarakat Prancis dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
"Sangat tidak dapat dibenarkan dan Kanada mengecam dengan keras aksi ini, dengan mendukung saudara-saudara kami di Prancis yang tengah mengalami masa-masa sulit," ungkap pemimpin Partai Liberal ini.
Diketahui sebelumnya terjadi pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis, Samuel Paty.