"Rocky ini kan selalu berpersepsi seolah-olah dia paling pinter, paling bener dan paling demokrasi," ujar Irma Suryani.
"Kalau di zaman Soeharto, orang seperti Rocky ini sudah hilang, orang seperti Fery (Amsari) sudah hilang, sudah enggak ada. Sudah 'di-marsinah-kan' orang seperti dua ini," jelasnya.
Namun dirinya menyadari bahwa hal semacam itu tidak mungkin akan terjadi di dalam sebuah negara demokrasi seperti saat ini.
Meski begitu, Irma Suryani tetap menyayangkan sikap yang ditunjukkan oleh Rocky Gerung.
Bahkan ia menilai bahwa apa yang selama ini sudah dilakukan oleh Rocky Gerung mendandakan sistem demokrasi di Indonesia sudah sangat kebablasan.
Menurutnya, meskipun menganut sistem demokrasi yang membebaskan setiap rakyat untuk berpendapat, namun tetap harus ada batasannya.
Baca juga: Rocky Gerung Beberkan Komentar Publik Internasional soal UU Cipta Kerja, Sebut Dianggap Berbahaya
"Tapi di era Jokowi, Rocky ini mencaci-maki Jokowi, Jokowi tenang-tenang aja," kata Irma Suryani.
"Fery Ngomong seenak udelnya juga Jokowi santai-santai aja. Itu karena memang demokrasi kita ini sekarang sudah kebablasan," imbuhnya."
"Orang sudah merasa dirinya paling bener, paling pintar, dan paling bersih. Cobalah berkaca pada diri sendiri dulu, apakah sudah bener, gitu lho Rock," tegasnya.
Lebih lanjut, Irma Suryani tidak setuju dengan penyebutan bahwa Jokowi bersikap represif.
"Jangan pernah mengatakan Jokowi represif, demo berjilid-jilid dan bertubi-tubi. Emang dilarang? enggak, difasilitasi kok," bantahnya.
"Tapi kalau orang melakukan ujaran kebencian, memprovokasi seperti Rocky ini, kalau saya presiden sudah saya tangkap," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)