UU Cipta Kerja

Sebut Pemerintah Tak Tertarik Pada Gerak-gerik KAMI, Mahfud MD: Apa Kritisnya?

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara Rosi, Kamis (15/10/2020), Mahfud menegaskan bahwa yang ditangkap adalah individu, bukan kelompok KAMI.

TRIBUNWOW.COM - Sejak kerusuhan demo penolakan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, pada Kamis (8/10/2020), sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) satu persatu diamankan oleh pihak kepolisian.

Muncul narasi di publik yang menilai pemerintah sengaja menangkapi aktivis KAMI untuk membungkam suara kritis.

Menanggapi hal tersebut, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa yang ditarget untuk ditangkap adalah orang yang terbukti terlibat dalam kerusuhan, bukan kelompok itu sendiri.

Pihak kepolisian melalui Kepala Divisi Humas Polri, Argo Yuwono mengungkapkan isi pesan dari sebuah grup WhatsApp dengan nama 'KAMI Medan', Kamis (15/10/2020). (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Petinggi KAMI Medan Ditangkap, Polisi Ungkap Isi Pesan WA Grup: Buat seperti 98, Ajak Bawa Molotov

Pernyataan itu disampaikan Mahfud dalam acara Rosi di kanal YouTube KompasTV, Kamis (15/10/2020).

Mahfud mengatakan, pemerintah tidak mempermasalahkan jika publik menilai pemerintah telah membungkam suara-suara kritis.

"Enggak apa-apa juga, silakan ditangkap oleh publik," kata dia.

Politisi berdarah Madura itu menegaskan, pelaku yang ditangkapi adalah individunya.

Mahfud kemudian menyinggung soal keberadaan KAMI yang tergolong baru.

Bahkan Mahfud mengaku tak melihat ada kritikan yang baru dari KAMI.

"Dan orang yang kritis terhadap pemerintah bukan KAMI juga selama ini," kata Mahfud.

"Dan yang diungkapkan oleh KAMI enggak ada kritis-kritis yang baru, yang lama-lama juga, yang sudah dikatakan oleh orang lain, apa kritisnya?"

"Enggak usahlah dipikirkan KAMI itu," lanjutnya.

Mahfud lanjut menyebut beberapa kritikan yang kerap dilontarkan oleh KAMI, yakni menyoroti soal demokrasi hingga mencap pemerintah sebagai oligarki.

Pria kelahiran Sampang itu menekankan kembali bahwa perusuh yang ditangkap adalah individu.

"Enggak ada yang baru juga, sehingga kita enggak tertarik KAMI ini yang harus dibidik," kata Mahfud.

Halaman
12