Ketika itu dirinya sedang mengembalikan game watch ke tempat persewaan.
Ervan dihampiri oleh seorang pengamen untuk mengajaknya pulang ke rumah.
Bukannya diajak pulang, justru Ervan diajak pengamen itu untuk mengamen.
"Saya di jalanan (mengamen) sekitar dua tahun," terang dia.
Tidak sampai di situ, Ervan bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan.
Baca juga: Tata Cara dan Syarat Dapat BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Tahap Dua Siap Disalurkan Mulai Pekan Ini
Baca juga: Aurel Hermansyah Ogah Bernasib Sama, Nikita Mirzani Blak-blakan: Nanti Kamu Nikah 4 Kali Loh
Habis itu kembali lagi ke Jakarta.
Baru sampai di Bogor, Ervan dan pengamen yang mengajak dirinya mendengar suara sirine milik Satpol PP.
Saking takutnya kena razia Satpol PP para pengamen itu berlarian menyelamatkan diri.
Ervan justru berdiam diri di masjid.
Ervan ditemui seorang Ketua RT dan menanyakan tempat tinggal Ervan.
Karena tidak tahu tempat tinggalnya, Ervan lalu diangkat sebagai anak asuh Ketua RT itu.
"Sekitar empat bulan Pak RT itu meninggal. Ada cucunya ingin mengasuh saya dan mengangkat saya anak asuh," tutur dia.
Setelah diasuh cucu dari Ketua RT selama tujuh bulan, jelas Ervan, dirinya dibawa oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kota Bogor.
"Ada pegawai P2TP2A ingin mengangkat saya jadi anaknya. Saya disekolahkan dipesantrenkan sekitar delapan tahun," ujar dia.
Ervan juga mendapat pelatihan kerja dari Dinsos Kota Bogor.
Bahkan, Ervan diterima magang kerja selama satu tahun dua bulan.
Baca juga: Tersebar Pesan di WhatsApp Seruan Demo di Istana Negara, Tolak UU Cipta Kerja hingga Jokowi Lengser
Baca juga: Sesumbar Punya Prestasi, Ini Pesan Iis Dahlia untuk Netizen: Sebelum Ngata-ngatain Googling Dulu