Selama ini, para terduga PSK memanfaatkan aplikasi pesan singkat MiChat.
Tujuh terduga PSK itu awalnya tidak saling mengenal.
"Berdasarkan keterangan yang kami gali, awalnya mereka tidak mengenal satu sama lainnya."
"Namun karena sering menginap di hotel tersebut mereka membuat semacam komunitas," jelas Ghufron.
Mereka juga sering patungan untuk menyewa tiga kamar sekaligus.
Dua kamar untuk melayani tamu, sisanya untuk berkumpul.
"Dua kamar mereka pakai untuk layani tamu. Satu kamar mereka pakai untuk berkumpul dan mereka patungan untuk membayar tiga kamar itu," jelas dia.
• PSK Tewas di Kamar Hotel setelah Layani 6 Pria dalam Sehari, Pelanggan Terakhir Jadi Tersangka
Kini tujuh remaja itu akan dikembalikan ke orang tua masing-masing.
Para orang tua diwajibkan menulis surat kesanggupan untuk melakukan pembinaan pada anak-anaknya.
"Karena masih di bawah umur kami minta kepada keluarga untuk menjemputnya"
"Dan dibuatkan pernyataan kesanggupan untuk melakukan pembinaan terhadap anak - anak tersebut," papar Ghufron.
Ghufron menuturkan, kejadian ini mulai terungkap atas informasi warga.
Warga sekitar hotel mengeluh karena banyak perempuan menyediakan layanan prostitusi pada pria hidung belang.
• PSK Tewas di Kamar Hotel: Suami Diduga Telah Menjualnya dan sang Penyewa Jadi Tersangka karena Lalai
Selain itu, warga juga menemukan sejumlah alat kontrasepsi di sekitar hotel.
Ada pula transkrip percakapan antara petugas yang berpura-pura hendak memakai jasa PSK itu.
Sehingga, Ghufron mengatakan pihaknya segera melakukan pengintaian. (TribunWow.com)
Artikel ini diolah dari Warta Kota dengan judul Tahu Sang Anak Terlibat Prostitusi, Ibu Ini Syok dan Nyaris Pingsan: Saya Bakal Kirim ke Pesantren