Ia memberi contoh, dirinya pun kerap memberi kritik kepada pemerintah.
"Yang namanya pemerintah tidak akan sempurna. Saya sendiri juga mengingatkan luar biasa mengenai potensi masalah dalam Pilkada 2020," paparnya.
"Dan bukan berarti saya benci dengan pemerintah," lanjut Qodari.
Pengamat politik itu lalu mengomentari kemungkinan Gatot Nurmantyo akan melenggang menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Di sisi yang lain, kalau dibaca Pak Gatot punya agenda untuk menuju calon presiden, ya sah-sah saja. Saya juga bisa jadi calon presiden," komentarnya.
Meskipun begitu, ia menilai langkah yang diambil mantan Pangkostrad tersebut kurang tepat.
Qodari menyebutkan umumnya seseorang maju calon presiden melalui partai atau jabatan strategis di pemerintahan.
"Cuma pertama jalurnya adalah partai politik. KAMI ini bukan partai politik dan tidak punya kursi," ungkit Qodari.
• Ditawari Posisi, Gatot Nurmantyo Ungkap Pernah Dihubungi Menteri, Refly Harun: Pratikno Sudah Pasti
"Kalaupun KAMI misalnya ikut 2024 yang akan datang, itu belum bisa digunakan hasilnya untuk Pilpres 2024," tambah dia.
Ia memaparkan perolehan kursi itu dihitung dari hasil yang didapat pada Pemilu 2019.
"Jadi jangan sampai, mohon maaf, kucing dikira macan atau justru membesar-besarkan KAMI," pesan Qodari.
Qodari lalu memberi contoh tokoh yang lebih berpotensial maju dalam Pilpres 2024.
"Sebetulnya jalur menuju presiden itu ada dua. Pertama menteri, kedua kepala daerah," terangnya.
"Jadi pada hari ini yang paling potensial menjadi calon presiden adalah orang seperti Prabowo yang punya partai dan menteri, misalnya," tambah Qodari. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)