Menurut Rocky Gerung, yang harusnya ditunda bukanlah Pilkades, melainkan Pilkudu.
Dirinya menyebutnya sebagai Pemilihan Kepala Dungu.
"Ya mustinya yang ditunda itu Pilkudu, Pemilihan Kepala Du***," ujar Rocky Gerung.
"Tetapi rupanya itu enggak ditunda juga."
Rocky Gerung mengaku tidak bisa memahami jalan pemikiran dari pemerintah yang justru tetap menggelar Pilkada 2020.
Dirinya meminta kepada pemerintah harusnya bisa menunda dua kontestasi politik tersebut, bukan hanya salah satu.
Ia menilai kondisinya justru terbalik dengan tetap akan melangsungkan Pilkada 2020 namun malah menunda Pilkadesnya.
• Jusuf Kalla Usul Pilkada Serentak Ditunda, KPU Akui Timbulkan Kerumunan: Kami Lihat sebagai Saran
"Kan seharusnya satu paket, kalau Pilkada ditunda, Pilkades juga," kata Rocky Gerung.
"Ini Pilkades bisa ditunda, mengapa Pilkada tidak bisa?" tanyanya.
"Kan jalan pikirannya selalu sepotong-sepotong, atau mungkin memang enggak ada, sehingga asal bunyi saja. Kan nanti akan dibilang ya Pilkades itu massanya sedikit kalau Pilkada banyak," jelasnya.
Dikatakannya bahwa tidak bisa dibenarkan ketika menyimpulkan bahwa Pilkades memiliki risiko yang jauh lebih besar dibandingkan Pilkada, sehingga membuatnya menjadi ditunda.
Menurutnya, Pilkada lah yang akan mengundang kerumunan lebih banyak karena massa yang akan terlibat tidak hanya dari satu desa saja.
"Ya tapi apa pernah ada riset bahwa di desa-desa tertentu justru masifitas dari Covid-19 itu ada di situ," tegasnya.
"Apa dasarnya karena berbahaya, kalau Pilkada enggak berbahaya?."
"Kan kalau kita balik misalnya kalau Pilkades ditunda mustinya kepala desa protes karena yang berkerumun pasti lebih sedikit daripada Pilkada kan," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)