TRIBUNWOW.COM - Ratu Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal DI Yogyakarta mengaku kecewa setelah mengunjungi Sleman.
Berdasarkan rilis yang diterima TribunWow.com, GKR Hemas mengunjungi Hargobinangun Selatan, Kecamatan Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (09/09/2020) secara diam-diam.
Dari sanalah ia lalu menemukan fakta yang selama ini dianggapnya baik-baik saja.
• Sebut Kejagung Banyak Pengalihan Isu, Boyamin: Mau Disederhanakan Hanya Peran Pinangki Buka Warung
Yakni terkait pelaku usaha tambang yang telah melakukan usahanya dengan sembrono sehingga merugikan masyakat lain.
Bersama dengan sang cucu, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, GKR Hemas mendengarkan keluhan para warga.
Pada ratu, sebanyak 22 warga mengadu soal air yang mereka butuhkan untuk mengairi lahan pertanian terganggu karena adanya usaha tambang.
"Aku ki anyel, kok rasane kaya diapusi (Saya sebal, rasanya seperti ditipu selama ini - red)," ungkap Ratu Hemas.
Warga mengeluhkan air yang mereka butuhkan untuk mengairi lahan pertanian dan peternakan berlumpur akibat penambangan pasir di Kali Kuning.
Air yang mengair di desa mereka pun jadi keruh dan berlumpur.
• 56 Oknum TNI Jadi Tersangka Serangan Polsek Ciracas, Ada 6 Oknum TNI AL Ikutan karena Motif Korsa
Padahal air adalah sumber utama untuk pertanian dan peternakan.
Mereka juga mengaku, telah berusaha dan merasa kesulitan untuk mencari titik temu dengan perusahaan tambang yang beroperasi di Kali Kuning.
Secara keseluruhan dikatakan, luasan lahan pertanian milik warga di 12 dusun dan empat pedukuhan Hargobinangun yang terdampak mencapai 80 hektare.
Selain itu, belasan hektare lahan perikanan juga mengalami endapan lumpur tebal hingga puluhan sentimeter yang berakibat membunuh ikan budidaya warga.
Kondisi itu, masih menurut warga, kian diperparah dengan mulai sulitnya air saat musim kemarau tiba.
Sebelumnya, GKR Hemas mengatakan dirinya diberitahu Bupati Sleman bahwa semua warganya aman.
• Pasien Virus Corona Meninggal Diduga karena Bunuh Diri, Lompat dari Lantai Wisma Atlet
"Katanya air di seluruh wilayah ini aman, bahkan bisa mengalir sampai Klaten. Lha ini baru berapa meter dari Merapi, untuk warga sendiri saja tidak terjamin," ungkapnya kepada warga.
Setelah melihat keadaannya, Ratu Hemas merasa sedih karena terlambat saat mengatahuinya.
"Saya sedih, rasanya saya terlambat lima atau sepuluhan tahun. Kok baru sekarang lihat sendiri kondisinya bisa begitu parah," jelas Ratu Hemas.
Melihat persoalan itu, GKR Hemas yang juga Anggota DPD RI asal DI Yogyakarta berniat membawa persoalan kerusakan lingkungan akibat penambangan yang sembrono kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Perizinan harus ditinjau ulang. Selama ini mungkin ada kurang data sehingga rekomendasi wilayah pertambangan bisa keluar," ujarnya.
Mengingat pentingnya sumber daya air bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang, Ratu Hemas meminta masyarakat untuk bersama-sama mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)