TRIBUNWOW.COM - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menganalisis motif tersangka otak pembunuhan bos pelayaran Sugiarto (51), yakni wanita berinisial NL (34).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Senin (24/8/2020).
Diketahui NL menjadi otak penembakan Sugiarto, dengan dibantu komplotan berjumlah 11 orang yang memiliki perannya masing-masing.
• Selain Uang, Ini Alasan Eksekutor Mau Diajak NL Bunuh Bos Pelayaran di Kelapa Gading: Satu Kelompok
"Saya pikir perlu didalami lebih jauh terkait pengakuan si otak ini. Dia katakan ada dua alasan kenapa dia merancang pembunuhan berencana sekaligus pembunuhan bayaran ini," kata Reza Indragiri.
Ia menjelaskan pembunuhan dengan motif sakit hati diakibatkan adanya emosi meluap dari si pelaku.
"Pertama katanya sakit hati. Berarti dalam khazanah psikologi forensik ini disebut emotional aggretion," terangnya.
Sementara itu ada motif kedua yang tidak didasari suasana hati.
Motif ini dapat bertujuan mendapat manfaat tertentu, melarikan diri dari hukum, menutup kejahatan, dan lain-lain.
"Sementara yang kedua adalah ada sangkut-pautnya dengan masalah penggelapan pajak. Dengan kata lain ini diistilahkan sebagai instrumental aggretion," ungkap Reza.
Ia lalu menjelaskan ciri-ciri pembunuhan yang dilatarbelakangi masalah emosional pelaku.
"Lazimnya orang-orang yang melakukan pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh sakit hati atau emotional aggretion, orang ini bisa mengklaim dirinya mengalami extreme emotional disturbance, goncangan hati yang sedemikian dahsyat," terangnya.
• Polisi Ungkap Ciri 2 Pelaku Penembakan Pengusaha di Kelapa Gading, Diduga Sempat Pantau TKP
Reza menyebutkan biasanya tipe pembunuhan itu terjadi dalam waktu dekat antara munculnya luapan emosi sampai aksi kekerasan.
Selain itu, umumnya pelaku akan menggunakan alat kekerasan seadanya.
"Biasanya suasana hati yang semacam itu dalam waktu dekat akan memunculkan perilaku pembunuhan yang sifatnya spontan, menggunakan alat kejahatan yang seadanya," jelas Reza.
Namun kasus ini menggunakan perencanaan matang dari bulan Maret 2020 lalu.