"Kalau kita bicara kualitas berpemilu, saya berpikir agak dilematis, jangan sampai di Solo ini ada calon boneka," ujar Refly Harun.
"Jadi calon boneka itu adalah calon yang yang diciptakan agar tidak melawan kotak kosong," jelasnya.
"Kenapa begitu, karena kalau calon boneka biasanya kan calonnya lemah, maka orang akan dilematis memilih calon tersebut," jelasnya.
"Karena kalau calon tersebut menang, ya dia jadi wali kota."
• PSI Ditawari Rp 1 Miliar untuk Lawan Gibran di Pilkada Solo, PAN: Itu Orang-orang Sudah Frustasi
Lebih lanjut, menurut Refly Harun lebih baik melawan kotak kosong jika memang nanti kondisinya hanya ada calon tunggal.
Dengan begitu, maka kemenangan Gibran akan benar-benar ditentukan oleh kualitasnya, bukan karena memang terpaksa.
"Kalau memang tidak ada calon yang berkualitas ya memang lebih baik melawan kotak kosong," kata Refly Harun.
"Karena kotak kosong akan menilai kualitas calon tunggal tersebut apakah ia accepted atau tidak," jelasnya menutup.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)