TRIBUNWOW.COM - Luna Safwan, seorang warga Beirut, Lebanon mengungkapkan dampak ledakan terhadap kota tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter @LunaSafwan, Rabu (5/8/2020).
Diketahui ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) siang waktu setempat.
• Kumpulan Video Ledakan Dahsyat di Lebanon: Gedung Terhempas seperti Debu hingga Pengakuan Saksi
Ledakan itu menewaskan setidaknya 70 orang dan korban luka sebanyak lebih dari 3.700 orang.
Luna Safwan yang juga merupakan seorang jurnalis mengungkapkan dampak ledakan dahsyat tersebut.
Ia menyebutkan dampak ledakan itu bahkan lebih parah daripada kerusuhan yang terjadi di Beirut pada 2006.
"Dalam sejarah, ledakan ini adalah yang paling dahsyat dan menimbulkan bencana yang menghantam ibu kota Lebanon - Beirut," cuit Luna Safwan.
Luna membandingkan dampak ledakan kali ini dengan pembunuhan Perdana Menteri Lebanon Rafic Hariri yang menjabat pada 1992-1998 dan 2000-2004.
Pada 2005 Hariri tewas bersama 9 orang lainnya saat 300 kilogram bahan peledak diledakkan tepat saat mobilnya melewati Hotel St George di Beirut.
Menurut Luna, kejadian kali ini bahkan lebih parah daripada Perang Lebanon 2006 ketika terjadi konflik dengan Israel.
Dalam perang tersebut, terjadi serangan udara yang dilakukan kedua belah negara.
"Aku ingat pembunuhan Perdana Menteri Rafic Hariri di Beirut - dampaknya," ungkapnya.
"Aku juga ingat perang di Lebanon pada 2006 dan suara serangan udara dan dampaknya. Kejadian hari ini lebih buruk," tutur Luna.
Pada dini hari, Luna masih menyampaikan kondisi terbaru di Beirut.
• Tawarkan Bantuan, Donald Trump Duga Ledakan di Lebanon karena Serangan: Bukan seperti Insiden Pabrik
Ia mengaku telinganya masih terasa sakit akibat suara ledakan dahsyat tersebut.