AP lantas bertanya dengan nada kasar pada pelaku hingga membuat ayah tirinya itu tersinggung.
AP terbiasa mengatakan kata-kata dengan nada kasar lantaran sehari-harinya juga menjadi seorang pengamen.
Apalagi saat itu, Hamid tengah mabuk sehingga ia tidak bisa mengontrol emosinya.
"AP menanyakan ibunya dengan nada kasar karena terbiasa di jalanan, pengamen juga. Karena bernada kasar, Hamid tersinggung. Dalam kondisi mabuk minuman keras ditambah obat keras, Hamid tidak mengendalikan emosinya," jelas Hendra di Mapolresta Bandung, Soreang, Senin (20/7/2020).
• Beredar Isu Bocah yang Tewas dalam Tandon Dipaksa Ngamen dan Disiksa, Nenek Korban: Mohon Dihapus
Lantaran tersinggung, Hamid langsung menyeret korban hingga ke lantai tiga.
Hamid memasukkan AP ke dalam toren dengan cara memegang kakinya lalu kepalanya di dalam air.
Ia memegangi tubuh korban selama 10 menit hingga akhirnya korban tak bergerak.
"Lalu korban dimasukkan ke dalam toren dengan cara memegang kakinya lalu kepala di dalam air selama 10 menit sampai tidak bergerak kemudian dilepaskan begitu saja," sambung Hendra.
Setelah itu barulah pada pukul 01.00 WIB, ibu korban pulang dari mengamen.
Nenek korban pada saat itu juga sempat mencari AP.
Mulanya, pelaku pura-pura tidak tahu di mana AP berada hingga ikut mencari keberadaan korban.
Namun, pelaku juga yang menunjukkan tempat AP berada.
"Jadi pelaku ini pura-pura enggak tahu. Nah saat pagi harinya, dia mencari bersama istrinya dan kemudian menunjukan tempat jasad AP berada," ujar Hendra. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribun Jabar dengan judul Misteri Anak Ditemukan Tewas di Dalam Toren di Cicalengka Terungkap, Ini Kata Kapolresta Bandung, TERUNGKAP, Begini Motif Ayah Tiri Bunuh Bocah dengan Memasukkannya ke Dalam Toren dan Kompas.com dengan judul Bocah 5 Tahun yang Ditemukan di Toren Diduga Korban Pembunuhan.