Abdi mengatakan lowongan itu merupakan penyalur ilegal.
Lowongan itu juga tidak menyertakan keterangan lengkap seperti besaran gaji, penempatan, lokasi tangkap, hingga kapal yang memerlukan ABK.
Selain Hasan, masih ada satu warga Lampung yang bergabung dengan kapal berbendera Tiongkok itu yakni Agus Setiawan.
• Patroli Gabungan di Batam Temukan Jenazah WNI di Freezer Kapal China, Meninggal sejak 20 Juni 2020
Ada Bekas Memar di Tubuh Hasan
Mengutip Kompas.com, jenazah Hasan Afriandi sedang dalam proses visum dan autopsi.
Namun, untuk autopsi masih menunggu persetujuan pihak keluarga.
Kendati demikian, Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Aris Budiman, menyebutkan ada beberapa bekas luka yang identik dengan penganiayaan.
"Saat pemeriksaan visum luar ditemukan luka memar pada bibir, dada dan punggung."
"Itu menandakan saat masih hidup ada penganiayaan," terang Aris.
• Guru SD Dibunuh secara Sadis oleh Pemuda Pecandu Film Porno, Keluarga Berharap Nyawa Dibayar Nyawa
Aris menegaskan ditemukan ada tanda-tanda kekerasan dari hasil visum luar.
Sebelumnya, tim gabungan angkatan laut lanal Batam dan Polda Kepri mengamankan dua kapal ikan berbendera Tiongkok di Perairan Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau.
Nahasnya tim gabungan menemukan jasad seorang ABK WNI yang tewas dan disimpan dalam lemari pendingin ikan dalam kapal.
Kedua kapal ini sempat mencari cumi-cumi di perairan Argentina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Kontributor Batam, Hadi Maulana/Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasib Tragis ABK Ditemukan Tewas Dalam Freezer, Berawal dari Facebook hingga Memar di Tubuh