"Ini persoalannya ada indikasi makar ingin mengganti pancasila, oleh karenanya inisiatornya harus diusut," pungkasnya.
Sejalan dengan Slamet Maarif, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain menyakini bahwa Golkar tidak akan berkhinat terkait RUU HIP ini.
Dirinya yakin Golkar akan tetap menempati janjinya dengan mencabut RUU HIP.
"Sejarah tercatat Golkar itu pejuang, maka saya pikir Golkar tidak akan berkhianat saya yakin," ujar Tengku Zulkarnain.
Sementara itu terkait rencana untuk merubah menjadi RUU BPIP maka harus melalui proses yang benar dari awal.
Untuk itu harus lebih dulu mencabut RUU HIP yang saat ini menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
"Tapi memang prosedurnya cabur dulu RUU HIP, kalau nanti mau dibuat lagi RUU baru ajukan baru, baru kita akan baca, dan rakyat akan melihat ini pantas atau tidak," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 7.44
Wasekjen MUI Yakini Paham Komunis Masih Ada: Yang Mati Itu Partainya
Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain menegaskan bahwa paham ideologi komunis itu masih ada dan belum mati di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Tengku Zulkarnain menilai yang mati dari komunis hanyalah partainya saja.
Hal ini disampaikan dalam acara Kabar Petang 'tvOne' Minggu (5/7/2020).
Atas dasar itu, Tengku Zulkarnain menilai munculnya RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) tidak terlepas dari adanya para komunis tersebut.
Oleh karenanya, ia tidak setuju dengan RUU HIP dan meminta supaya dicabut.
Termasuk dengan RUU BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang dinilai hanya berbeda nama dengan RUU HIP.