Terlebih pendidikan merupakan suatu hak yang harus didapat oleh setiap anak.
"Nah ini kan dampak-dampak sosial harus dipertimbangkan, di samping banyak anak-anak tahun ini akan kehilangan hak atas pendidikannya," ungkap Arist Sirait.
"Oleh karena itu menurut saya harus mempertimbangkan prespektif anaknya sendiri," tegasnya.
Simak videonya mulai menit ke-3.35:
KPAI Minta Nadiem dan Anies Turun Tangan
Para orangtua siswa tidak menerima soal aturan PPDB berdasarkan golongan usia.
Hal itu membuat para orang tua berbondong-bondong melakukan aksi demontrasi di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadim Makarim pada Selasa (30/6/2020).
Di tengah aksi protes tersebut, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait ikut buka suara.
Dilansir TribunWow.com oleh Kompas.com pada Selasa meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim hingga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turun tangan.
Ia meminta agar PPDB zonasi berdasarkan usia ini dibatalakan.
"Mendiknas atau Menteri Pendidikan yang kita hargai kemudian Gubernu DKI yang betul-betul dengan anak tidak ada alasan untuk tidak membatalkan," kata Aris.
• Polemik PPDB 2020, Mulai dari Kontroversi Batas Usia di DKI hingga Kekurangan Pendaftar di Jember
Aris menceritakan bahwa banyak anak stress akibat masalah ini.
Bahkan ada yang dikabarkan sampai meninggal karena depresi.
"Karena sekarang ribuan anak menderita, stres, ada yang percobaan bunuh diri coba."
"Ada yang kemarin diindikasikan meninggal akibat dari penyakit bawaan karena stress tidak diterima dia. Depresi mau bunuh diri," cerita Aris.