"Semua menteri-menteri ini kan mengucapkan selamat dengan caranya masing-masing," ungkit Effendi.
"Tetapi ucapan-ucapan, segala perasaan simpati, dan dorongan itu ternyata kemudian orang dalam Istana menanyakan, 'Pak, ini pidato kita publikasikan atau tidak?'," paparnya.
Effendi menilai Jokowi memang sengaja merilis pidato untuk menunjukkan kemarahannya belum usai.
"Ternyata pada 28 Juni dipilih untuk dipublikasikan," ungkap dia.
Selain itu, Effendi menyebutkan pilihan untuk mempublikasikan pidato pada acara tertutup itu bertujuan agar masyarakat sendiri yang dapat menilai kinerja para menteri.
"Jadi artinya, selain barangkali keinginan presiden supaya publik yang menilai, juga adalah sesuatu yang lahir dari dalam batin presiden," jelasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)