Kasus Novel Baswedan

Penjelasan Novel Baswedan saat Ditanya Najwa Shihab Alasan Kulitnya Tak Terbakar oleh Air Keras

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presenter Najwa Shihab saat bertanya kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan dalam acara Mata Najwa, Rabu (17/6/2020). Novel memberikan penjelasan terkait alasan kulitnya tidak terbakar saat terjadinya penyiraman air keras.

TRIBUNWOW.COM - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memberikan penjelasan terkait alasan kulitnya tidak terbakar saat terjadinya penyiraman air keras.

Sementara itu, satu bagian mata sebelah kiri mengalami kerusakan, termasuk yang sebelah kanan juga mengalami penurunan pengelihatan.

Dilansir TribunWow.com, Novel Baswedan mengatakan pada saat kejadian penyiraman air keras, dirinya mengaku langsung mengambil tindakan pertama.

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memberikan kesaksian dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di Jakarta Pusat, Kamis (30/4/2020). Majelis Hakim menghadirkan Novel Baswedan sebagai saksi utama dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadap dirinya dengan terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette. (Tribunnews/Herudin)

• Tak Terima Disebut Penanganan Matanya Salah, Novel Baswedan: Dokter yang Tangani Terbaik di Dunia

Ia mengaku tindakan pertama yang dilakukan adalah dengan menyiram kembali mukanya dengan air biasa dan dilakukan dengan waktu yang lama.

"Ketika saya pertama kali disiram air keras, penanganan pertama adalah saya siram dengan diguyur air sampai lama," ujar Novel dalam acara Mata Najwa, Rabu (17/6/2020).

Setelah dilakukan penanganan secara pribadi, Novel mengatakan mendapatkan penanganan khusus di rumah sakit.

Ia mengaku ditangani dengan fokus pada luka bakar di wajahnya, mulai dari disiram dengan air murni, sampai diberikan kasa basah untuk mencegah sel-selnya mati.

"Kemudian di rumah sakit di daerah Kelapa Gading, saya ditangani dengan fokus luka bakar dengan saya dibius total dibawa ke ruang operasi dan dilakukan penanganan yang khusus dengan disiram air murni dan lain-lain," kata Novel.

"Saya tidak melihat tapi saya diceritain. Dan setelah itu diberikan kasa basah di wajah saya, agar sel-selnya tidak mati," terangnya.

Novel kemudian mengungkapkan pada saat proses penanganan setelah pindah ke Singapura, yakni di Singapore General Hospital.

Menurutnya, fokus penanganannya tidak hanya pada bagian mata, melainkan juga pada luka bakarnya.

• Novel Baswedan Sebut 2 Dakwaan atas Kasusnya Palsu: Dengan Bukti Mengada-ada Lebih Bagus Dilepas

"Setelah saya dibawa ke Singapura, selain pengobatan mata, fokusnya adalah diobati untuk luka bakar," ungkapnya.

"Di Singapore General Hospital saya ditempatkan sekitar satu minggu di unit luka bakar," katanya.

"Di sana saya ditangani oleh dokter ahli luka bakar dan rekontruksi wajah, tetapi karena lukanya luka permukaan, maka dokter rekontruksi wajah tidak melakukan tugasnya," sambung Novel.

"Tetapi dokter ahli luka bakar melakukan tugasnya."

Lebih lanjut, Novel mengatakan bahwa penanganan luka bakar yang maksimal mampu memberikan hasil yang terbaik.

Dirinya juga beryukur lantaran wajahnya bisa kembali seperti normal.

Maka dari itu, menurutnya, orang-orang yang mempunyai pikiran kenapa kulitnya tidak terbakar hanyalah bentuk dari sifat suudzon.

"Saya kira penangananya sudah sedemikian bagus dan alhamdulillah kembali," syukurnya.

"Apakah berarti kembali sembuh tidak pernah sakit?"

"Artinya logika cara berpikirnya suudzon," pungkasnya.

Deretan Saksi yang Tak Diundang ke Sidang Novel Baswedan, Lihat Wajah Pelaku Asli dan Pernah Ngobrol

Simak videonya mulai menit ke-4.33:

Tak Terima Disebut Salah Penanganan, Novel: Dokter yang Tangani Terbaik di Dunia

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memberikan tanggapan terkait adanya pledoi yang mengatakan bahwa kerusakan pada indera penglihatannya disebabkan karena kesalahan dalam penanganan.

Novel Baswedan terpaksa kehilangan mata sebelah kiri akibat penyiraman air keras terhadap dirinya.

Dilansir TribunWow.com, Novel Baswedan lantas memberikan bantahan atas pledoi yang mengatakan bahwa bukan semata-mata disebabkan karena penyiraman air keras.

Merasa tidak terima, Novel mempertanyakan bukti apa yang mendasari munculnya pembelaan seperti itu yang dinilai justru mengada-ada.

Tak hanya itu, Novel juga menegaskan bahwa dokter yang menangani dirinya mempunyai rating terbaik di dunia.

Hal ini disampaikan dalam acara Mata Najwa yang tayang di kanal Youtube Najwa Shihab, Rabu (17/6/2020).

"Terkait dengan luka beratnya yang dikatakan bahwa itu karena salah penanganan yang dimaksud yang mana."

"Apakah kata-kata dari kuasa hukum terdakwa ini berbasis pada ilmu pengetahuan?," tanya Novel.

• Klarifikasi Kasus Burung Walet, Novel Mengaku Pernah Diancam Sebelumnya: Saya Korban Rekayasa

Novel kemudian memang mengakui bahwa yang dokter yang menanganinya adalah manusia yang tentunya masih mempunyai kelebihan maupun kekurangannya.

Termasuk juga ketika menjalani penganan lebih lanjut di Singapura.

Meski begitu, menurutnya, saat di Singapura ditangani langsung oleh dokter khusus kornea yang mempunyai reputasi atau rating terbaik.

"Karena yang menangani saya di Indonesia terlepas dari segala kelebihan dan kekuarangannya itu manusiawi," kata Novel.

"Ketika saya diproses untuk penanganan lebih lanjut di Singapura disampaikan bawah secara umum prosesnya baik," lanjutnya.

"Dan dokter mata yang menangani saya adalah dokter kornea yang ratingnya terbaik di dunia," terang Novel.

Atas dasar itulah, Novel mempertanyakan munculnya pembelaan yang tidak masuk akal tersebut dari kuasa hukum terdakwa.

"Terus maksudnya ada yang lebih bagus lagi gitu?" tanya Novel.

"Atau memang dokter ini mau dicela oleh kuasa hukum terdakwa."

"Tertentunya kalau mencela dengan basis pengetahuan yang jelas," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)