Terkini Nasional

Polemik Kritikan Adian pada BUMN, Komisi VI DPR Minta Erick Thohir Jangan Diganggu dengan 'Titipan'

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi VI DPR RI Mukhtarudin menanggapi kritik Adian Napitupulu tentang BUMN, dalam Sapa Indonesia Pagi, Senin (15/6/2020).

Ia mengaku akan mendukung kebijakan dari Erick Thohir jika itu memang sudah benar.

"Kami DPR akan mendukung penuh terhadap kebijakan-kebijakan BUMN sejauh itu untuk perbaikan dan memperbaiki kinerja BUMN," ucap dia.

Sehingga ia meminta agar semua pihak jangan menganggu Erick Thohir terkait jabatan-jabatan 'titipan' di dalam perusahaan-perusahaan BUMN.

Biarkan Erick Thohir menentukan jajaran Direksi dan Komisaris seusai dengan apa yang menurutnya benar.

"Jadi tolong juga Pak Erick jangan terlalu direcokin dengan hal-hal tititipan-titipan itu, ini membuat Pak Erick tidak bisa bekerja secara profesional untuk memperbaiki daripada BUMN."

"Karena salah satu yang paling penting penentuan direksi,menentukan komisaris, dan segal itu itu betul-betul harus the right man the right place," saran Mukhtar.

Erick Thohir Ngaku Tak Ganti Semua Dirut BUMN yang Diangkat Rini Soemarno: Itu Bukan Gaya Saya

Lihat videonya mulai menit ke-4:28:

Berikut Kritik Adian pada BUMN

Adian Napitupulu menuliskan opinan soal kinerja Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir, berikut ini isi lengkapnya:

BUMN DAN UMKM DALAM CERITA DAN ANGKA, SIAPA PAHLAWAN SESUNGGUHNYA?

Mana yang lebih banyak, utang BUMN atau utang luar negeri Malaysia?

Jangan kaget ya, total utang BUMN sekitar Rp 5.600 triliun, sementara total utang luar negeri Malaysia ada di kisaran Rp 3.500 triliun.

Prok.... prok .... ayo tepuk tangan karena BUMN ternyata juara, unggul Rp 2.100 triliun mengalahkan Malaysia.

Mungkin ada yang coba ngeles dengan membedakan asal utang, tapi utang mau dari tetangga, dari mertua atau dari bank, utang ya tetap saja utang.

Kenapa utang BUMN sedemikian besar? Ada yang bilang karena korupsi, ada yang katakan karena tidak efisien, tidak produktif, dan lain lain.

Tanggal 5 Desember 2019, di media, Erick Thohir sempat "mengeluh" bahwa BUMN banyak diisi pensiunan.

Halaman
1234