"Yang satu tidak percaya, atau bahkan menganggap kalau sudah dinyatakan ada Covid-nya itu akan merepotkan sekali keluarga," kata Imam.
"Pada saat yang sama, bisa jadi mereka tidak memahami persis tentang dampak seandainya pasien yang terinfeksi Covid ini dilakukan pemakamannya secara biasa," lanjutnya.
Ia menambahkan perlu ada sosialisasi tentang potensi penularan virus dari jenazah yang terinfeksi Covid-19.
"Ini ada yang perlu dilakukan supaya gap-nya tidak terjadi," ungkap Imam.
"Public trust juga bisa jadi bagian dari masalah," tambahnya.
Imam menyebutkan tanggung jawab sosialisasi itu tidak perlu sepenuhnya dibebankan kepada rumah sakit.
"Rumah sakit bisa jadi belum efektif untuk menjelaskan kepada pasiennya," terang Imam.
"Oleh karena itu, materi tentang pembelajaran atau pemahaman kepada pasien itu perlu dibuat. Jangan dibiarkan masing-masing perawat atau dokter menjelaskan secara sendiri-sendiri," tegasnya.
• Viral Warga Bawa Kabur Jenazah PDP Corona, Polisi Ungkap Fakta Terbaru: Tak Ada Hubungan Keluarga
Lihat videonya mulai menit 2:30
Keluarga Nekat Dobrak RS Ambil Paksa Jenazah PDP
Keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) mengambil paksa jenazah pasien tersebut dari Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/6/2020).
Dilansir TribunWow.com, keluarga dan warga setempat mendobrak masuk ruang jenazah rumah sakit tersebut.
Mereka nekat mengambil paksa jenazah PDP untuk dapat disemayamkan di rumah keluarganya.
• Di Rumah Sakit yang Sama, Terjadi Lagi Keluarga Pasien PDP di Manado Tolak Protap Pemakaman Covid-19
Mereka juga menolak jenazah PDP itu dimakamkan dengan protokol kesehatan.