TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan pembelajaran tatap muka di sekolah belum akan diadakan dalam waktu dekat.
Seperti diketahui, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring atau televisi selama pandemi Virus Corona (Covid-19).
Kini setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan, banyak pihak yang bertanya kapan sekolah akan dibuka kembali.
• Terkait Kapan Sekolah Dibuka, Dokter Anak: Anak Mbak Najwa Siap Enggak Minggu Depan Balik Sekolah?
Dilansir TribunWow.com, Anies menanggapi hal tersebut dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (10/6/2020).
Awalnya, ia menanggapi pemaparan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman Bhakti Pulungan yang mewanti-wanti agar pembukaan sekolah ditunda.
Anies lalu menjelaskan pelonggaran PSBB bukan berarti sekolah akan kembali masuk.
Ia meminta agar tidak diberi kesan seperti itu.
"Terima kasih dr Aman, tapi jangan memberikan kesan seakan kita mau membuka sekolah," kata Anies Baswedan.
"Kita tidak ada rencana membuka sekolah sampai aman," tegasnya.
Presenter Najwa Shihab menimpali jawaban Anies Baswedan.
"Jadi kekhawatiran itu disadari penuh?" tanya Najwa Shihab.
"Iya. Dari awal kita selalu katakan, kita tidak berencana membuka kegiatan di sekolah sampai aman," jawab Anies.
Ia menyebutkan tahun ajaran baru memang akan dibuka pada 13 Juli mendatang.
Meskipun begitu, belum tentu sekolah akan dibuka lagi.
• PSBB Transisi Jakarta, Begini Protokol Lengkap yang Diterapkan: Atur Kendaraan Umum hingga Sekolah
Anies menyebutkan keputusan itu berdasarkan perkembangan kondisi pandemi Virus Corona.
"Apakah belajarnya di rumah atau di sekolah itu sangat ditentukan oleh kondisi wabah," papar Anies.
Ia menyebutkan dirinya sebagai orang tua juga memiliki kekhawatiran apabila sekolah kembali dibuka.
"Jadi bagi para orang tua, yakinlah kita semua juga orang tua, kita semua juga punya anak," ungkap Anies Baswedan.
"Kita semua juga ingin anak-anak kita berangkat ke sekolah sehat, di sekolah sehat, pulang juga sehat," jelasnya.
Tidak hanya untuk sekolah, Anies Baswedan menyebutkan anak-anak juga dilarang pergi ke tempat rekreasi.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan virus.
"Jangankan ke sekolah, untuk ke Ragunan saja tidak boleh anak-anak," papar Anies.
"Ke Ancol tidak boleh anak-anak," tambahnya.
Ia menilai aturan ini perlu diluncurkan untuk melindungi anak-anak dari paparan Virus Corona.
Selain anak-anak, ibu hamil dan lansia juga dilarang berada di tempat rekreasi.
"Artinya kepedulian pada anak-anak itu di dalam wujud aturan, bukan sekadar pernyataan," jelas Anies.
"Aturannya begitu, ada tiga kelompok. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia," tegasnya.
• Wacana New Normal di Sekolah, Mardani Ali Sera Singgung Sikap Nadiem Makarim: Wow Berbahaya Sekali
Lihat videonya mulai dari awal:
Tanggapan Dokter Anak
Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Nastiti Kaswandani menyambut baik rencana ditundanya pembukaan sekolah secara fisik.
Hal itu ia sampaikan mengingat masih tingginya tingkat penularan Virus Corona (Covid-19), terutama di kalangan anak-anak.
Dilansir TribunWow.com, dr Nastiti menilai sekolah belum siap dibuka kembali meskipun sejumlah sektor lainnya akan mulai beroperasi dalam tahap new normal.
• Dokter Anak Tolak New Normal dan Peringatkan Herd Immunity di Sekolah: 1 Juta Anak Bisa Meninggal
"Alhamdulillah akhirnya pemerintah mengeluarkan wacana penundaan masuk sekolah," kata dr Nastiti Kaswandani, dalam MNC News, Selasa (2/6/2020).
"Tentu ini kami sambut gembira karena ini sejalan yang dikeluarkan IDAI berupa anjuran penundaan kembali anak-anak masuk sekolah," lanjutnya.
Nastiti menyebutkan pihak IDAI sudah membuat rekomendasi dan kriteria pembukaan kembali sekolah.
Berdasarkan hasil analisis, IDAI menilai saat ini belum tepat jika hendak membuka kembali sekolah secara fisik.
"Sebetulnya anjuran yang kami terbitkan dilakukan setelah melakukan analisis terhadap kecenderungan tren jumlah kasus, positivity rate, dan pola epidemiologis lainnya," papar Nastiti.
"Waktu itu kita analisis belum tepat waktunya untuk dilakukan pembukaan kembali sekolah," lanjutnya.
Nastiti mengatakan sudah mengimbau pihak terkait agar tidak terburu-buru membuka kembali sekolah.
Ia mengungkapkan persentase kasus positif Covid-19 yang terjadi pada anak-anak mencapai 7,9 persen dari jumlah total.
"Dari keseluruhan jumlah yang terkonfirmasi positif itu untuk anak dari 0-17 tahun, proporsinya sekitar 7,9 persen," kata Nastiti.
"Kalau dihitung, mungkin sekitar 2.000 kasus positif pada anak yang terkonfirmasi dari laboratorium," ungkapnya.
Ia mengakui jumlah tersebut cukup besar.
• Sebut Orang Sering Salah Paham soal New Normal, Bima Arya Luruskan: Sekolah Paling Akhir Tahun
Seperti diketahui, IDAI merekomendasikan sekolah dapat dibuka kembali pada Desember mendatang.
Anjuran itu disampaikan mengingat pertumbuhan kasus baru di Indonesia yang relatif masih tinggi.
"Pertimbangannya kita melihat indikator epidemiologisnya," jelas Nastiti.
"Pertama, jumlah kasus positif dari hari ke hari masih fluktuatif. Kadang naik sampai 600-900, tapi kemudian turun lagi," lanjutnya.
"Artinya belum menunjukkan pola penurunan yang konsisten," kata Nastiti. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)