Terkini Daerah

Tak Tahan Kekerasan Fisik, ABK Ungkap Kesaksian Terjun ke Laut dari Kapal China: Ada Pulau Kecil

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andry Juniansyah, ABK kapal ikan China yang terjun ke laut untuk menyelamatkan diri, ditayangkan Minggu (7/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Andry Juniansyah, seorang anak buah kapal (ABK) pencari ikan berbendera China, mengungkapkan kesaksiannya ketika terjun ke laut untuk melarikan diri.

Keduanya diketahui bekerja di kapal Lu Qing Yuan Yu 213.

Dilansir TribunWow.com, Andry terjun di sebuah pulau kecil di dekat Singapura pada Jumat (5/6/2020).

Dua WNI ABK kapal asing, Andri dan Reynalfi saat berada di Polsek Tebing, Sabtu (6/6/2020) (Tribun Batam)

Terombang-ambing di Lautan selama 3 Hari, 6 ABK Diselamatkan Kapal Tanker

Ia terjun bersama seorang rekan ABK lainnya, Reynalfi.

Dua ABK tersebut nekat melarikan diri dengan terjun ke laut karena tidak tahan dengan perlakuan tidak manusiawi yang dialami selama bekerja di atas kapal.

Awalnya, Andry dan Reynalfi mencari kesempatan untuk dapat pulang.

Saat itu kapal ikan tempat mereka bekerja sedang menuju Singapura.

Andry dan Reynalfi kemudian merencanakan upaya kabur dengan menyiapkan life jacket dan makanan.

Mereka juga telah menyiapkan dokumen pribadi seperti paspor dan buku pelaut pada seminggu sebelumnya.

"Pas lewat di Singapura, momennya pas kapal diarahkan ke Singapura," papar Andry Juniansyah, dalam tayangan kanal YouTube Kompas TV, Minggu (7/6/2020).

Ia kemudian memutuskan untuk melompat saat melihat pulau kecil di dekat Singapura.

Pada pulau itu terdapat mercusuar.

Lokasi terjun kedua ABK tersebut diperkirakan berada di perairan Karimun, Kepulauan Riau.

"Pas ada pulau kecil, pulau yang ada sirine merah, mercusuar," kata Andry.

"Di situlah saya lompat," ungkapnya.

ABK Indonesia Ungkap Kekejaman Kapal China, Ngaku Diberi Makanan Binatang hingga Tak Dapat Bayaran

Setelah tujuh jam terapung-apung di laut, keduanya ditemukan oleh nelayan dan diselamatkan.

Sebelum lompat, keduanya sempat makan malam di atas kapal.

Mereka mencari celah kabur pada jam istirahat tersebut.

Saat kabur, ada beberapa kru ABK lainnya yang membantu menjaga agar situasi aman.

"Ada yang teman yang bantu. Dibantu teman lihat kru-kru China supaya enggak kelihatan," papar Andry.

"(Jumlah ABK yang membantu) enggak kehitung, enggak bisa dipastikan," tambahnya.

Dikutip dari Tribunnnews.com, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Pekanbaru mengecam penyiksaan yang dialami kedua ABK asal Indonesia tersebut.

Direktur YLBHI - LBH Pekanbaru Andi Wijaya mengatakan hak kedua warga negara Indonesia (WNI) tersebut dirampas.

Akibatnya mereka tidak tahan dengan perlakuan yang diterima saat bekerja.

Kasus Jasad ABK Dibuang ke Laut, Aji Benarkan: Kalau Kaptennya Baik Ditaruh Freezer Dulu kayak Ikan

Andi Wijaya bahkan menduga ada eksploitasi berupa kerja berlebih yang dialami para ABK.

"Artinya, adanya eksploitasi dan perampasan hak asasi manusia yang tidak terawasi," ungkap Andi Wijaya, Minggu (7/6/2020).

Ia menilai Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) harus mengusut kasus yang dialami Andry dan Reynalfi itu.

Andi mendesak pemerintah membuat peraturan yang jelas tentang penempatan ABK.

Ia merujuk pada Konvensi Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization atau ILO) Nomor 188 tahun 2007 tentang Pekerja dalam Penangkapan Ikan.

Menurut Andi, peraturan tersebut harus segera diratifikasi pemerintah.

"Ini mandat pasal 64 UU no 18 tahun 2017, tapi sampai sekarang tidak ada peraturan pemerintahnya," papar Andi.

Lihat videonya mulai dari awal:

Kasus Jasad ABK Dibuang ke Laut

Aji, seorang anak buah kapal (ABK), mengungkapkan bagaimana penanganan ABK yang meninggal dunia saat di tengah laut.

Dikutip TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan saat dihubungi melalui kanal YouTube Najwa Shihab, yang diunggah Senin (11/5/2020).

Aji diketahui adalah seorang ABK yang kini bekerja di sebuah kapal ikan asing.

• Sebut Penyakit ABK yang Dilarung di Laut Masih Misterius, Kuasa Hukum: Memiliki Ciri-ciri Sama

Saat dihubungi, Aji tengah melaut di perairan Mauritius, Afrika.

Presenter Sharon M Sumolang lalu bertanya tanggapan Aji tentang berita jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke laut oleh kapal asal China.

Diketahui, kabar tersebut menjadi viral saat diberitakan stasiun berita Korea Selatan, MBC News.

"Terkait berita yang lagi viral di Korea, memang penanganan jenazah ABK yang meninggal di laut itu seperti apa?," tanya Sharon M Sumolang.

"Apakah memang biasa dilarung ke laut begitu saja?" tambahnya.

Aji membenarkan hal tersebut.

Aji, seorang ABK yang bekerja di kapal asing mengungkapkan pengalaman kerjanya, diunggah Senin (11/5/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

"Kalau sepengetahuan saya, tergantung kapten, sih," jawab Aji.

"Kalau kaptennya baik, ditaruh di freezer dulu," jelas Aji.

"Jadi kalau ada orang meninggal itu enggak langsung ke darat, enggak," lanjut dia.

"Taruh di freezer dulu jadi kayak ikan, jadi keras," ungkap Aji.

Jika kapal tidak kunjung berlabuh, akan dititipkan ke kapal collecting yang mengambil hasil tangkapan ikan.

• Kisah Pilu Keluarga Tak Terima ABK yang Dilarung ke Laut, Hanya Dapat Selembar Surat Kematian

"Nanti kalau perhitungan kapten belum mau mendarat, nunggu kapal collecting. Jadi dititipin ke kapal itu," jelas Aji.

Kapal collecting biasanya tidak datang setiap hari, bahkan terkadang bisa menunggu sampai dua bulan.

"Jadi selama menunggu kapal collecting bisa satu bulan, bisa dua bulan mayat masih di kapal itu," ungkapnya.

"Kadang yang meninggal dibawa ke darat, cuma kapal enggak mau mendarat, lho. Dia panggil petugas, kapal langsung lari," lanjut Aji.

Menurut dia, hampir semua kapal ikan memperlakukan ABK-nya seperti itu.

Aji menyebutkan tidak semua kapal mau bertanggung jawab atas jenazah ABK yang meninggal saat di tengah laut.

"Intinya enggak mau tanggung jawab. Banyak kayak gitu, rata-rata kayak gitu," papar Aji. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)