Terkini Daerah

Tak Tahan Kekerasan Fisik, ABK Ungkap Kesaksian Terjun ke Laut dari Kapal China: Ada Pulau Kecil

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andry Juniansyah, ABK kapal ikan China yang terjun ke laut untuk menyelamatkan diri, ditayangkan Minggu (7/6/2020).

Setelah tujuh jam terapung-apung di laut, keduanya ditemukan oleh nelayan dan diselamatkan.

Sebelum lompat, keduanya sempat makan malam di atas kapal.

Mereka mencari celah kabur pada jam istirahat tersebut.

Saat kabur, ada beberapa kru ABK lainnya yang membantu menjaga agar situasi aman.

"Ada yang teman yang bantu. Dibantu teman lihat kru-kru China supaya enggak kelihatan," papar Andry.

"(Jumlah ABK yang membantu) enggak kehitung, enggak bisa dipastikan," tambahnya.

Dikutip dari Tribunnnews.com, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Pekanbaru mengecam penyiksaan yang dialami kedua ABK asal Indonesia tersebut.

Direktur YLBHI - LBH Pekanbaru Andi Wijaya mengatakan hak kedua warga negara Indonesia (WNI) tersebut dirampas.

Akibatnya mereka tidak tahan dengan perlakuan yang diterima saat bekerja.

Kasus Jasad ABK Dibuang ke Laut, Aji Benarkan: Kalau Kaptennya Baik Ditaruh Freezer Dulu kayak Ikan

Andi Wijaya bahkan menduga ada eksploitasi berupa kerja berlebih yang dialami para ABK.

"Artinya, adanya eksploitasi dan perampasan hak asasi manusia yang tidak terawasi," ungkap Andi Wijaya, Minggu (7/6/2020).

Ia menilai Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) harus mengusut kasus yang dialami Andry dan Reynalfi itu.

Andi mendesak pemerintah membuat peraturan yang jelas tentang penempatan ABK.

Ia merujuk pada Konvensi Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization atau ILO) Nomor 188 tahun 2007 tentang Pekerja dalam Penangkapan Ikan.

Menurut Andi, peraturan tersebut harus segera diratifikasi pemerintah.

Halaman
1234