Dilansir TribunWow.com dari Kabar Petang tvOne pada Sabtu (7/6/2020), Rizal Ramli mengaku sebenarnya secara umum mendukung program ini.
"Saya secara umum setuju bahwa semua rakyat kita berhak untuk mendapatkan rumah, tentu dipikirkan pembiayaannya," ujar Rizal Ramli.
Namun, yang menjadi masalah menurutnya adalah terkait waktu.
Rizal menilai seharusnya pungutan Tapera dilakukan tahun depan.
"Tapi saya kaget soal timing, ini rakyat kita BPJS sudah dinaikin, listrik lagi naik, pengangguran tinggi, dan sebagainya-sebagainya."
"Kok timing-nya dilakukan hari ini, kenapa sih enggak sabar dikit nungguin kalau tahun depan sudah normal kembali ya kan," ujar Rizal.
Ia mengkritik bahwa seharusnya para pemimpin memperhatikan rakyat sekarang.
"Orang sudah kerja, lebih stabil, baru kita laksanakan program ini."
"Saya khawatir banyak yang kebijakan ini mohon maaf, pemimpin itu harus ada hatinya buat rakyat," kritiknya.
• Andaikan Diri Jadi Presiden, Rizal Ramli Percaya Diri: Tahun Depan Bisa Naikkan Ekonomi 7 Persen
Menurut dia, memotong gaji rakyat adalah hal paling mudah.
"Jangan main seenaknya saja tadi kan mau ngumpulin biaya murah, kalau caranya dengan motong gaji mah, pekerjaan paling gampang."
"Malak lah istilahnya itu paling gampang gitu loh," ungkapnya keras.
Selain itu, menurut Rizal teknis Tapera ini belum jelas.
"Kedua tidak jelas, karena cukup banyak pegawai negeri dan swasta yang sudah punya rumah."
"Bagaimana aturannya apakah yang punya rumah juga tetap harus bayar atau tidak?" katanya.