Kasus Korupsi

Ulas Nurhadi, Refly Harun Nilai Tak Ada Beda Era Soeharto dan Jokowi: Keadilan Masih Perlu Dibeli

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (4/6/2020). Refly Harun melihat tidak ada perbedaan di bidang hukum dari era reformasi hingga saat ini.

"Tetapi juga kalau ada orang yang melindungi Nurhadi karena konon katanya pemain kelas berat," tandasnya.

"Mudah-mudahan dari Nurhadi itu bisa terkuak fenomena gunung es, harapannya begitu," ucapnya.

Nurhadi Ditangkap, Refly Harun Ungkap Gelapnya Hukum di Indonesia: Mudah-mudahan KPK Jauh Bernyali

Dari Era Soeharto hingga Jokowi

Refly kemudian mengungkit soal era reformasi.

Dirinya memaparkan sejumlah pencapaian yang berhasil dicapai pada era reformasi.

"Reformasi di bidang politik mungkin sudah jauh sekali, reformasi di bidang ekonomi apa boleh buat up and down (naik dan turun) tetapi tidak terkait dengan gejala otoritarianisme," paparnya.

Namun Refly menilai di bidang hukum, dari era Soeharto hingga Jokowi, ia menilai tidak ada perubahan yang berarti.

"Tapi reformasi di bidang hukum masih sangat memprihatinkan," tuturnya.

"Saya sebagai orang hukum masih merasakan bahwa dunia hukum masih gelap, masih dipenuhi kabut, masih dilingkupi awan hitam," ucap Refly.

"Keadilan masih perlu dibeli, putusan-putusan pengadilan belum mencerminkan keadilan yang sesungguhnya."

Selama Nurhadi Jadi Buron KPK, Warga Akui Sering Lihat Mobil Mewah Keluar Masuk Tempat Persembunyian

Mantan Komisaris Utama Pelindo I itu mengatakan terlibatnya orang-orang seperti Nurhadi membuktikan bobroknya hukum di Indonesia.

"Masih banyak permainan, kasus Nurhadi dan tertangkapnya beberapa hakim, jaksa misalnya, termasuk para pengacara," jelas Refly.

"Membuktikan bahwa dunia hukum yang dilingkupi mafia peradilan itu belum beranjak dari kondisi sebelumnya, pada kondisi masa lalu."

Pria lulusan Universitas Gadjah Mada itu berharap dengan tertangkapnya Nurhadi, KPK bisa lebih ganas untuk mengungkap mafia-mafia hukum lainnya.

"Saya berharap, kita berharap dengan entry point Nurhadi ini mudah-mudahan KPK jauh lebih bernyali untuk menggebrak ini semua," ujar Refly.

Halaman
123