"Kami sudah bersurat juga kepada Kemendikbud merekomendasikan untuk kurikulumya harus darurat juga, karena situasinya darurat," kata Retno.
Hal ini juga untuk mengantisipasi ke depan, saat sekolah-sekolah mulai dibuka kembali dengan kondisi new normal.
Retno mengemukakan sejumlah skenario yang mungkin dilakukan, yang membutuhkan adanya penyesuaian kurikulum.
"Nanti kalau kita mulai masuk, misalnya di tahun 2021, misalnya hanya 4 jam kemudian tidak ada istrirahat, lalu nanti anak-anak membawa bekal sendiri," ujar Retno.
Dengan adanya pengurangan waktu masuk sekolah tersebut, target penyampaian kurikulum tidak akan tercapai bila masih menggunakan kurikulum pendidikan yang lama.
Karena jumlah lama waktu yang tadinya telah disusun untuk dapat menyampaikan pelajaran, harus dipendekkan lagi sesuai aturan protokol kesehatan.
"Berarti satu mata pelajaran yang tadinya 45 menit bisa menjadi 30 menit, artinya ada pemendekan waktu," lanjutnya.
Melihat kondisi tersebut, Retno merasakan perlunya penyederhanaan kurikulum agar nantinya tidak membebani guru dan murid.
Namun ia mengimbau agar kurikulum baru tersebut tidak hanya diserahkan pada guru, tapi juga dikontrol oleh kementerian dengan panduan tertentu.
"Nah, kalau seperti itu berarti harus ada pengurangan, penyederhanaan kurikulum. Ini tidak membebani guru dan tidak membebani murid," tutur Retno.
"Dan jangan dilepas ke guru, tapi Kemendikbud harus punya rambu-rambu, karena dia memang berpegang ke sana," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-56:18:
Persiapan New Normal di Sekolah
Bidang pendidikan tengah bersiap untuk menyesuaikan dengan tatanan normal baru di tengah pandemi Virus Corona.
Beberapa perubahan diusulkan untuk tetap menyelenggarakan kegiatan belajar dan mengajar yang aman bagi siswa.