TRIBUNWOW.COM - Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Nursalam mengakui bahwa beberapa perawat yang positif, tidak menangani secara langsung pasien Virus Corona (Covid-19).
Tenaga medis dan perawat memang menjadi garda terdepan dalam penanganan Virus Corona.
Tak sedikit pula tenaga medis dan perawat yang ikut terpapar Virus Corona.
• Satu Keluarga Pedagang Buah di Mojokerto Positif Virus Corona, Jalani Karantina di Rumah Observasi
Contohnya para perawat di Jawa Timur yang terpapar Virus Corona mencapai 74 orang.
Melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Rabu (3/6/2020), Nursalam juga mengungkapkan hal serupa.
Kendati demikian, Nursalam menyebutkan bahwa beberapa perawat yang positif ternyata tidak menangani pasien Virus Corona.
Melainkan para perawat yang bertugas menaganani pasien di rawat inap biasa.
"Yang di RS Haji Surabaya justru bukan teman-teman perawat yang langsung menangani pasien," kata Nursalam.
"Jadi ada beberapa perwat yang di rawat inap biasa, di penyakit dalam, beberapa yang ada," imbuhnya.
• Mengenal Ebola, Virus yang Kembali Muncul di Kongo, Bagaimana Penyebarannya?
Nursalam pun mengakui bahwa ia sudah menemui beberapa perawat yang terpapar Virus Corona.
Oleh sebab itu, Nursalam mengimbau kepada para tenaga medis dan perawat untuk menggunakan alat pelindung diri (APD).
Bukan hanya tenaga medis dan perawat Virus Corona saja, namun semua yang bertugas di Rumah Sakit.
"Jadi saya sudah bertemu sama beberapa cuma dia tidak langsung menangani pasien," ujar Nursalam.
"Oleh karena itu saya sering mengatakan, kita harus hati-hati baik itu penanganan di UGD, di poli atau di rawat inap itu harus jadi perhatian kita, untuk menggunakan APD yang standar," imbuhnya.
"Karena kalau tidak, ya kayak sekarang ini terjadi seperti ini," tandasnya.
Lihat videonya
• Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona? Simak Penjelasan Berikut
Kasus Positif Virus Corona di Surabaya Capai 2000-an Lebih
Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.
Hingga Senin (1/6/2020), Surabaya masih menjadi pusat penyebaran Virus Corona di Jawa Timur dengan 2633 kasus.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Senin (2/6/2020), Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan daerahnya masih terkendali.
• Sosok Suami Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Djoko Saptoadji yang Tak Suka Disorot
Tri Rismaharini atau Risma menegaskan pihaknya saat ini butuh kecepatan untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Ia ingin kehidupan ekonomi segera kembali.
"Kalau saya lihat data sebetulnya masih terkendali, cuma karena ada target-target yang ingin kita capai supaya hidup perekonomian kita normal maka memang saya butuh treatment yang saya cepat untuk menyelesaikan permasalah ini," ujar Risma.
Risma mengaku kini pihaknya memiliki data sehingga akan lebih mudah menangani masalah Virus Corona.
"Jadi karena kami punya data siapa pasien itu dan bagaimana kemudian pola penyebarannya karena kami sudah tahu."
"Jadi kenapa kemudian saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," kata Risma.
• Lacak Pola Kasus di Surabaya, Risma Akui Ada Keterlambatan Sarana: Penyebarannya dalam Keluarga
Risma menegaskan jika tak segera menyelasaikan masalah Virus Corona, maka ekonomi tak segera bergerak.
"Karena kalau kita ngomong kita akan menyelesaikan masalah itu, kalau lama itu enggak ada gunanya."
"Karena kemudian perekonomian tidak bisa bergerak seperti itu," kata Risma lagi.
Lihat videonya mulai menit ke-3:40:
Ungkap Alasan Mengapa Surabaya Tinggi Pasien Virus Corona
Pada kesempatan yang sama, Risma juga sempat disinggung mengapa Virus Corona di daerahnya begitu banyak.
Risma menjelaskan bahwa semua orang yang kemungkinan memiliki potensi terjangkit Virus Corona akan dites.
Ia mengatakan pihaknya segera melakukan tes sebelum terlambat.
"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk tadi ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) itulah langsung kita tes semua."
"Kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina, menular di keluarganya," jelas Risma.
• Mal Masih Buka, Khofifah Sindir Kewenangan Pemkot Surabaya: Setahu Saya Memang Tidak Pernah Tutup
Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus Virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.
"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."
"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."
"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.
Selain itu, Risma mengatakan juga telah banyak melakukan rapid tes masal.
Ia juga sudah mengklasifikasikan masyarakatnya.
Pengklasifikasian itu dimulai dari dengan rapid tes.
• Singgung Padatnya Surabaya, Risma Sebut Berkejaran Waktu dengan Corona: Kalau Kita Delay Satu Minggu
"Dan kita juga lakukan rapid massal di daerah-daerah, seperti saya sampaikan di awal bagaimana saya memetakan itu."
"Jadi kalau rumahnya berdempet-dempatan satu orang kena bahkan ada yang di kos-kosan maka ada kemungkinan di sebelahnya juga kena," ujar Risma.
Jika ada yang reaktif Covid-19, maka orang itu akan ditempatkan di sebuah hotel.
"Maka kemudian kita lakukan semua dengan rapid tes nah sekarang kita sudah punya alatnya, kemudian kita pisah begitu dia reaktif."
"Setelah dia kita pisah kita lakukan swab nah kemudian kalau dia positif jadi kami punya hotel untuk menampung warga-warga yang kita tes rapid dia reaktif," katanya.
• Mal Masih Buka Meski Surabaya Jadi Daerah Corona Terbanyak di Jatim, Khofifah: Itu Kewenangan Kota
Jika hasil swab positif tanpa gejala maka para pasien akan ditempatkan di asrama haji.
Sedangkan bagi yang sakit harus segera dirawat di rumah sakit.
"Kalau kemudian diswab postiif badannya sehat maka kita punya asrama haji, tapi kalau dia ada gejala sakit maka kita tempatkan dia di rumah sakit," sambung Risma. (TribunWow.com/Khis/Mariah Gipty)