TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa kondisi penularan Virus Corona di Surabaya, Jawa Timur sebenarnya masih bisa dikendalikan.
Namun ia beserta jajarannya terus berpacu untuk melakukan tes dan menangani pasien terinfeksi.
Hal ini dilakukan karena adanya target yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan agar perekonomian masyarakat di Surabaya dapat kembali berlangsung lancar.
• Tangisan Risma Dapat Bantuan BIN yang Sudah Ditunggunya selama Berbulan-bulan: Terima Kasih Sekali
Dilansir KompasTV, Senin (1/6/2020), Risma awalnya mengaku telah memberikan pengertian pada warganya bahwa saat ini mereka diibaratkan tengah berperang melawan pandemi.
Risma mengingatkan bahwa dulu Surabaya yang disebut kota pahlawan tersebut telah berhasil mengalahkan penjajah.
Padahal saat itu, peralatan dan senjata tempur yang dimiliki sangat tidak memadai.
"Terus terang saya juga sampaikan hal ini kepada warga Surabaya bahwa saat ini kita sedang berperang dan kita sudah membuktikan beberapa tahun yang lalu, tahun 1945 bahwa kita bisa memenangkan pertempuran itu meskipun kita punya keterbatasan peralatan dan sebagainya," ujar Risma.
"Tapi berkat semangat dan daya juang akhirnya kita bisa memenangkan pertempuran saat itu," imbuhnya.
Risma kemudian menyinggung mengenai kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya yang sering diberitakan memiliki tingkat kasus yang tinggi.
Bahkan, ada kekhawatiran yang menyebutkan bahwa Surabaya bisa menjadi episentrum penyebaran Covid-19 seperti Kota Wuhan, China.
Namun menurut data yang dimilikinya, Risma mengungkapkan bahwa sebenarnya, kondisi pandemi di Surabaya masih dalam taraf yang bisa dikontrol.
Akan tetapi, demi mengejar target agar penularan tidak terus berlanjut, pemerintah kota terus berpacu untuk menangani pandemi di Surabaya secara cepat.
"Kalau saya melihat data sebetulnya masih terkendali, cuma karena ada target-target yang ingin kita capai supaya kehidupan perekonomian kita normal, maka memang saya butuh treatment yang sangat cepat, untuk menyelesaikan permasalah ini," tuturnya.
Jajaran Gugus Tugas dan Pemerintah Kota Surbaya telah berhasil memetakan data dan pola penyebaran virus di wilayahnya.
Oleh karenanya, saat ini pemkot tinggal melakukan eksekusi untuk menanggulangi virus tersebut secara tepat dan cepat.
Sehingga, pasien penderita Covid-19 di Surabaya dapat segera ditangani, sedangkan tingkat penyebaran virus bisa terus ditekan secara signifikan.
"Jadi karena kami punya data, siapa pasien itu dan kemudian bagaimana pola penyebarannya kami sudah tahu," kata Risma.
"Jadi kenapa kemudian saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan, maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," lanjutnya.
Risma beralasan pihaknya ingin menyelesaikan masalah Covid-19 di Surabaya dengan cepat agar masyarakat dapat segera kembali menjalankan aktivitas ekonominya.
"Karena kalau kita ngomong kita akan menyelesaikan masalah itu, kalau lama itu nggak ada gunanya karena kemudian perekonomian tidak bisa bergerak," terang Risma.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa masih ada sebagian warganya yang belum mengerti mengenai Covid-19.
Oleh karena itu, Risma beserta jajarannya terus menggalakkan sosialisasi untul memberi pemahaman pada warga.
Sehingga, bila warga sudah mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan virus, secara tidak langsung akan mengurangi tingkat penularan diantara warga.
"Memang ada yang mungkin mereka tidak tahu bagaimana penyebarannya, karena itu kita terus melakukan sosialisasi," ungkap Risma.
Risma bahkan mengaku sudah turun langsung sejak subuh ke pasar-pasar di Surabaya untu memberikan sosialisasi pada warga terkait pandemi dan protokol kesehatan.
"Memang terus-menerus harus kita lakukan, karena kita tahu penduduk Surabaya jumlahnya cukup besar kemudian banyak pula urban, pendatang yang datang ke Surabaya. Juga dengan berbagai macam tingkatan pendidikan," imbuh Risma.
"Tapi saya terus terang percaya dengan warga Surabaya," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-02:26:
Surabaya Jadi Seperti Wuhan
Kota Surabaya disebut bisa menjadi episentrum penyebaran Virus Corona seperti Kota Wuhan, China, bila warga masih abai terhadap protokol kesehatan.
Hal ini terutama karena sebagian besar penambahan kasus positif Virus Corona di Jawa Timur berasal dari Surabaya dan sekitarnya.
Dikhawatirkan bila masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, maka tingkat penyebaran virus di Surabaya akan semakin parah seperti yang terjadi di Wuhan pada permulaan pandemi.
Diketahui Kota Wuhan disinyalir menjadi lokasi awal penyebaran Covid-19.
Kota tersebut menjadi wilayah paling terdampak di China sebelum akhirnya virus tersebut menyebar ke seluruh dunia.
Dilansir Kompas.com, Kamis (28/5/2020), Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menuturkan bahwa Surabaya Raya menjadi penyumbang terbesar kasus positif di Jawa Timur.
Ia menyebutkan bahwa apabila warga tidak tertib melaksanakan protokol kesehatan, maka kondisi di Surabaya bisa menjadi seperti Kota Wuhan.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni.
Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar selalu menerapkan disiplin dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
• Wali Kota Risma Beri Sambutan di Perayaan Ulang Tahun Surabaya, Ungkap Pesan dan Harapan untuk Warga
Joni juga menyinggung diperlukannya disiplin untuk selalu hidup sehat agar dapat menjaga imunitas tubuh.
"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," lanjutnya.
Joni yang menjabat sebagai Direktur Utama RSU dr Soetomo Surabaya tersebut mengaku sedih melihak kondisi pasar-pasar di Surabaya.
Pasalnya, pengunjung dan penjual di pasar tersebut masih ramai, namun mereka tidak memberlakukan aturan jaga jarak sehingga dapat meningkatkan potensi penularan Covid-19.
"Terus terang saya menangis melihat pasar-pasar di Surabaya. Saya bandingkan dengan keadaan di rumah sakit," kata Joni.
Menurutnya, transmission rate penyebaran Virus Corona di Surabaya mencapai angka 1,6.
Hal itu berarti dari 10 orang yang dinyatakan positif, akan menularkan virus kepada 16 orang dalam waktu satu minggu.
Oleh karenanya, Joni mengimbau agar masyarakat bersedia patuh pada aturan yang ditetapkan pemerintah terutama selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan mulai 26 Mei hingga 8 Juni 2020. (TribunWow.com/Via)