Terkini Nasional

Dekan UGM Diteror, Refly Harun Beberkan Ancaman Buzzer: Lebih Sulit Jadi Pengamat ketimbang Pejabat

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun dalam kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/6/2020). Refly Harun menyebut risiko yang dialami pengemat politik di era pemerintahan sekarang.

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyebut risiko yang dialami pengemat politik di era pemerintahan sekarang.

Dilansir TribunWow.com, Refly Harun menyebut di era sekarang profesi sebagai pengamat politik jauh lebih berat ketimbang pejabat negara.

Ia pun menyinggung peran buzzer yang kerap menyerang pihak yang mengkritisi pemerintah.

Hal itu disampaikannya melalui kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/6/2020).

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/6/2020). Refly Harun menyebut risiko yang dialami pengemat politik di era pemerintahan sekarang.. (Youtube/Refly Harun)

Detik-detik Penangkapan Buron KPK Nurhadi dan Rezky Herbiyono, Dibantu RT hingga Pintu Dibuka Paksa

Refly Harun Minta Jokowi Jangan Khawatir soal Diskusi Pemecatan Presiden: Era SBY Setiap Saat Ada

Pada kesempatan itu, mulanya Refly menyoroti permasalahan besar politik di Indonesia.

Ia pun menyebut politik Indonesia banyak dikuasai oleh pihak yang dekat dengan kekuasaan.

"Persoalan politik, yang paling masalah adalah kita tahu bahwa oligarki politik luar biasa di Indonesia," ucap Refly.

"Kekuasaan politik formal itu consolidated sehingga suara-suara rasional, suara-suara lain kadang sulit mendapat tempat. Bahkan kadang-kadang direpresi juga."

Kemudian, Refly menyebut menyinggung peranan buzzer di era pemerintahan saat ini.

Menurut Refly, kini profesi pengamat politik lebih berat ketimbang pejabat.

"Belum lagi peran-peran yang lainnya ya, kita tahu di era medsos ini peran buzzer dan lain sebagainya, fans club dan lain sebagainya," kata Refly.

"Jadi saya ketika diskusi dengan YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) mengatakan ternyata di Indonesia ini jauh lebih sulit menjadi pengamat politik atau pengamat independen yang tidak digaji negara."

Ungkit Pemerintahan SBY, Refly Harun Singgung Pemecatan Presiden: Saya Harap Jokowi seperti Itu

Refly menyebut, pengamat politik kini bahkan kerap mendapat serangan dari para buzzer lewat media sosial.

"Ketimbang menjadi pejabat negara itu sendiri, karena kenapa?"

"Kalau menjadi pengamat politik, pengamat independen malah kita bisa diserang," imbuhnya.

Halaman
123