TRIBUNWOW.COM - Provinsi Jawa Timur (Jatim) beberapa kali menjadi daerah dengan pertambahan Virus Corona paling banyak di Indonesia.
Sedangkan pada Kamis (29/5/2020), terdapat 101 kasus baru Virus Corona.
Jumlah itu tak terlalu jauh dengan DKI Jakarta yang tambah 125 kasus baru Covid-19.
• PSBB Tahap 3 DKI Jakarta Segera Berakhir, Ali Ngabalin: Makin ke sini Makin Bagus Perkembangannya
Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di daerahnya.
"Sebenarnya sudah sering disampaikan, dari beberapa waktu yang lalu bahwa kita mengantisipasi kenaikan angka konfirmasi yang akan signifikan selama mungkin seminggu lebih dari sekarang ke belakang dan akan ke depan," ujar Emil Dardak dikutip dari channel YouTube Metrotvnews pada Sabtu (30/5/2020).
Ia menjelaskan bahwa Pemda Jatim telah meningkatkan kapasistas dalam pelacakan, pengecekan, dan penanganan pasien (Tracing, Testing dan Treating).
"Karena dilakukannya 3T yaitu Tracing, Testing dan Treating jadi di tiga hal, kita sama-sama melakukan peningkatan kapasitas secara Tracing yang diterjunkan untuk melakukan penelusuran ditambah," ungkap dia.
Bahkan pengecekan dengan rapid test juga telah ditingkatkan.
"Secara testing kapasitas kita, jadi tracing ini banyak kaitannya dengan ketersediaan rapid testing juga yang sudah meningkat sangat signifikan."
"Testing ini kemudian kemampuan kita melakukan PCR atau swab dan treating mau dikemanakan pasiennya," ujar Emil.
• Segera New Normal di Bogor, Bima Arya Sebut Belum Tentu Sekolah Siap Dibuka: Kalau Pasar, Toko Bisa
Emil menjelaskan bahwa dari 700 pasien positif Virus Corona, rupanya sebagian besar merupakan pasien tanpa gejala sesak napas.
Sehingga, sebagian besar mereka juga tidak merasa terjangkit Covid-19.
"Sebagaimana kita ketahui dari survei yang dilakukan terhadap 700 lebih pasien yang confirm positif Covid-19 oleh tim kuratif yang ternyata memiliki gejala medis sesak nafas itu sekitar 24 persen."
"Artinya 76 persen kemungkinan besar ini tidak merasa gejala yang dianggap Covid karena mereka baru merasa Covid kalau sudah mulai ada gangguan napas," jelas Emil.
Akibatnya, kini Pemda Jatim harus membagi-bagi mana pasien yang harus segera dilakukan perawatan intensif.
"Jadi inilah kenapa kemudian dari hasil testing ini kita juga harus bisa mengklasifikan kepada pasien yang gejalanya sedang menuju ringan, atau bahkan ringan."
"Ini kalau kita akan melakukan segregasi yang sedang menuju ke berat, di mana sedang menuju ke berat itulah yang akan menjadi fokus rumah sakit rujukan yang memiliki kapasitas rawat intensif dibanding rumah sakit lapangan atau tambahan yang saat ini dioperasionalkan," ucapnya.
• Soal Corona, Hasil Survei Tunjukkan Banyak yang Tak Puas dengan Jokowi, Paling Banyak Alasan Bansos
Lihat videonya mulai menit ke-1:09:
Doni Monardo Sebut Jatim Banyak Klaster Besar
Provinsi Jawa Timur menjadi satu dari beberapa daerah dengan penambahan kasus positif Virus Corona yang masih tinggi.
Hal ini disinyalir karena adanya penularan dari sejumlah klaster besar yang ada di wilayah tersebut.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus telah meminta jajarannya untuk memberikan perhatian secara penuh untuk membantu penanggulangan Covid-19 di Jawa Timur.
• Jokowi Instruksikan Penanggulangan Covid-19 Difokuskan ke Jawa Timur: Betul-betul Saya Minta
• Angka Kematian akibat Virus Corona di AS Capai 102.109, Disebut Lampaui Korban Tiga Perang Amerika
Sesuai instruksi presiden, jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan dukungan berupa dana operasional dan alat-alat medis.
Dilansir Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Ketua Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengungkapkan alasan Jawa Timur masih terus memiliki penambahan kasus yang tinggi.
Menurutnya hal ini merupakan perkembangan penularan dari klaster-klaster besar yang ada di Jawa Timur.
"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam yaitu Pesantren Temboro dan Pabrik Sampoerna," ungkap Doni.
Pihak Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih terus melakukan penelusuran kontak terhadap orang-orang yang terlibat dengan klaster tersebut.
Menurut Doni, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menangani kasus-kasus tersebut dengan baik.
Pemprov telah memaksimalkan penanggulangan penyebaran Virus Corona tersebut dengan bekerja bersama jajaran TNI dan Polri.
Untuk mendukung kinerja pemprov dalan menekan angka penularan, pemerintah pusat melalui Gugus Tugas juga telah memberikan sejumlah bantuan.
Satu di antaranya berupa dua buah alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digunakan untuk mendeteksi adanya Covid-19 pada sampel swab pasien.
Alat PCR berkapasitas 4 mesin tersebut dikatakan dapat menguji hingga 800 spesimen dalam sehari.
Adapun bantuan lain yang diberikan berupa tiga buah rumah sakit lapangan dengan fasilitas pendukung, dan bantuan dana untuk operasional rumah sakit lapangan tersebut.
"Kemudian ada tiga unit rumah sakit lapangan yang berupa tenda dengan fasilitas AC dan pendukung lainnya. Pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas telah menyalurkan dana operasional untuk rumah sakit lapangan sebesar Rp 10 miliar," ujar Doni.
Diketahui, Jawa Timur saat ini menjadi satu dari beberapa episentrum penyebaran Virus Corona setelah mencatat adanya 199 kasus baru, per Rabu (27/5/2020).
Sehingga, jumlah total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai angka 4.142 kasus.
• Pemerintah Kabupaten Madiun Rapid Test 1.000 Pegawai Rokok setelah Ada yang Dinyatakan Positif
• Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi
Selain itu, Jawa Timur sebelumnya sempat menjadi daerah dengan penambahan kasus terbanyak yaitu 1.099 kasus positif Covid-19 selama 3 hari.
Yang pertama adalah penambahan kasus pada Kamis (21/5/2020) sebanyak 502 kasus, lalu Jumat (22/5/2020) sebanyak 131 kasus.
Dan yang terakhir adalah penambahan 466 kasus positif Virus Corona baru pada Sabtu (23/5/2020). (TribunWow.com/Mariah Gipty/Noviana Pramesti)