"Bahkan kalau saya mengolah proses ini, saya tidak akan melibatkan Pak Jokowi dalam tahapan ini."
"Biarlah yang melakukan simulasi itu adalah tim Blue Print tidak boleh ada Pak Jokowi di sana," ujarnya.
Jika Jokowi yang melakukannya ini seolah-olah membuat presiden akan membuka mall.
"Ya karena kalau ada Pak Jokowi di sana pesannya beda gitu loh, seolah-olah Pak Jokowi ini ya tadi akan meresmikan mall, atau membuka mall, atau mall ini memang akan dibuka," katanya.
• Jokowi Sampaikan Kabar Baik untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi, Siapkan 4 Skema Bantuan Ini
Menurut Qodari pembuat kebijakan publik seperti pemerintah itu seperti pembuat tahu.
Jika publik tahu bagaimana proses pembuatan tahu mungkin mereka tidak mau mengonsumsinya.
"Pembuat kebijakan publik itu seperti membuat tahu kalau orang tahu bagaimana tahu itu dibuat mungkin orang enggak jadi makan," ujar Qodari.
Lalu Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Malaranggeng yang turut hadir lantas menimpali.
Menurutnya, hal itu seharusnya bisa diumumkan atau dilakukan terlebih dahulu oleh sang Jubir Jokowi.
Sehingga, jika ada tanggapan negatif dari masyarakat, Presiden bisa mengoreksi kemudian.
"Kalau presiden sudah ada langsung di situ ga ada lagi behind correction kalau pesannya muncul."
"Lalu kenapa ada Jubir karena kalau Jubir salah masih ada di atasnya yang bisa mengkoreksi," ujar Andi.
Andi berkata, jika presiden saja salah maka siapa yang akan memperbaiki.
"Tapi kalau presiden salah siapa yang mau koreksi, dia kan paling tinggi," imbuhnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)