Sementara itu menanggapi kebijakan melakukan New Normal dianggap sebagai keputusan politik, Fadjroel menegaskan tidak seperti itu.
Ia menjelaskan bahwa setiap daerah yang akan menerapkan New Normal karena memang sudah memenuhi beberapa indikator yang diberikan.
Seperti jumlah dan penambahan kasus Corona mengalami penurunan hingga kesiapan dari pelayanan kesehatan.
Dan itu pun juga dilakukan secara bertahap.
"Lebih pada keputusan sebenarnya karena keadaan tiga hal tadi," terangnya.
"Jadi saya tidak ingin mencukupnya dalam ini sebagai keputusan politik," tegasnya.
"Bahwa ini adalah kebijakan ya, tetapi kebijakan berbasiskan kepada ilmu pengetahuan dengan mendasarkan kepada paling setidaknya pada tiga hal tadi."
"Teman-teman dari epidemiologi mengatakan bahwa sudah terjadi sudah menurun dan terkendali."
"Yang kedua angka surveilensnya sudah dipenuhi kriterianya kemudian kesiapan pelayanan kesehatannya juga bisa dikendalikan," pungkasnya.
• Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya
Simak videonya mulai menit ke- 7.10
Kemenhub 'Ngalor Ngidul' Atasi Corona, Fadjroel Rachman: Sudah Diperbaiki
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira secara gamblang mengkritik pernyataan Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman.
Dilansir TribunWow.com, Bhima Yudhistira membantah soal kedisiplinan masyarakat di tengah pendemi yang diklaim Fajroel Rachman.
Ia pun menyinggung soal penutupan gerai McDonalds hingga keramaian di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) beberapa waktu lalu.
Namun, kritikan Bhima Yudhistira itu terus disanggah Fadjroel Rachman hingga sang presenter harus turun tangan.
Perdebatan keduanya itu terjadi dalam tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (27/5/2020).