Virus Corona

Ali Ngabalin Tegaskan Tak Ada yang Longgar dalam New Normal: 100 Pengunjung Jadi 50 Saja

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ali Ngabalin angkat bicara soal tatanan hidup baru atau New Normal saat menjadi narasumber di tayangan iNews, Selasa (26/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin angkat bicara soal tatanan hidup baru atau New Normal.

Ali Ngabalin menegeaskan bahwa New Normal bukan berarti membuat jarak sosial menjadi lebih longgar.

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Kamis (28/5/2020), Ali Ngabalin mengatakan bahwa New Normal akan melibatkan TNI dan Polri.

Sandiaga Uno mengatakan bahwa New Normal ada kaitannya dengan ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk karena Virus Corona saat wawancara dengan INews pada Selasa (26/5/2020). (Channel YouTube Official INews)

Ungkit Kegagapan Atasi Corona, Pakar Wanti-wanti soal New Normal: Kalau Belum Siap Ya Jangan

Mereka bertugas untuk melakukan pengawalan sehingga tidak terjadi kelonggaran.

"Ya ini kan dalam rangka penerapan tatanan baru hidup baru ini terkait dengan tanggal 8 akan datang itu memang tadi Bapak Presiden telah memberikan instruksi dan kepada kepolisian negara, TNI dan Polri."

"Untuk bersama-sama mengawal kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah apapun alasannya karena memang tidak boleh longgar," jelas Ngabalin.

Ngabalin melanjutkan, aturan-aturan soal New Normal juga telah dibuat.

Misalnya ada pembatasan pengunjung toko maupun pengurangan jumlah karyawan bertugas.

"Regulasi telah dibuat kemudian meskipun dibuka secara bertahap dari jumlah volume, jumlah pengunjung umpama mungkin 100 maka harus dibatasi dengan satu mekanisme teknik sampai dengan 50."

"Kalau ada penjaga toko itu yang mungkin sekitar 10 maka secara bertahap dilakukan untuk lima orang atau enam orang," terangnya.

Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya

Ngabalin menegaskan, semua aturan tersebut sudah diatur dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan.

"Teknisnya itu semunya telah dibuat, dimuat di dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan."

"Iya betul betul memang kalau kita lihat di Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 02/01 335 tahapan-tahapan itu memang harus dibuat pemerintah untuk memitigasi," tuturnya.

Sekali lagi, Ngabalin menegaskan bahwa New Normal akan tetap dengan pengawasan yang ketat.

"Sehingga sistem baru, tatanan baru, kehidupan baru, ini bisa diawasi dengan baik," ucap dia.

Bersiap New Normal, Jokowi Minta Jajarannya Sosialisasikan Besar-besaran: Dilakukan secara Masif

Lihat videonya mulai menit ke-26.37:

Tanggapan Sandiaga Uno soal New Normal

 Indonesia kini tengah bersiap untuk menerapkan tatanan baru New Normal sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengatakan bahwa New Normal ada kaitannya dengan ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk karena Virus Corona.

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Kamis (28/5/2020), Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki tahap akhir atau puncak Virus Corona.

Pengusaha dan politikus Sandiaga Uno saat menjadi narasumber dalam tayangan iNews, Selasa (26/5/2020). (Youtube Official iNews)

• Sebut Mal Buka 5 Juni Hanya Imajinasi, Anies Baswedan: PSBB Bisa Diperpanjang, Tergantung Kita

Pemerintah juga sudah melakukan berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai Covid-19, misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kalau kita melihat Covid-19 ini sudah memasuki tahap-tahap akhir atau tahap-tahap puncak dari kurva yang dua tiga bulan terakhir yang coba kita atasi melalui beberapa intervensi."

"Kebijakan publik seperti PSBB, dengan kegiata-kegiatan bagaimana kita memutus mata rantai Covid-19," jelas Sandiaga.

Sandiaga mengungkapkan, ekonomi di Indonesia kini sangat terpuruk, khususnya di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

Apalagi 70 persen lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari UMKM.

"Ekonomi sendiri sangat memprihatinkan dan khususnya di bidang UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian kita,"

"60 persen lebih UMKM berkontribusi terhadap ekonomi kita dan 70 persen lapangan pekerjaan ini dari UMKM," terang Sandi.

Menurut Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, krisis ekonomi karena Virus Corona berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

• Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi

"Jadi memang berbeda pada krisis-krisis sebelumnya."

"Pada krisis 2020 ini lapangan kerja yang banyak terhantam sehingga masyarakat sangat prihatin. Bahwa sumber penghasilan, mata pencaharian mereka hilang," ucap dia.

Sandi berharap pemerintah bisa menerapkan New Normal namun harus dilandasi dengan data-data sains.

Data sains yang pasti bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 agar ekonomi juga kembali bangkit.

"Dan ini kita berharap keputusan yang akan diambil oleh pemerintah berdasarkan data-data terakhir oleh tim medis data-data sains."

"Yang akhirnya memberikan satu keyakinan bahwa kita sudah bisa mulai membuka perekonomian kita tentu akan disambut baik oleh sektor usaha," ungkap pria 50 tahun ini.

• Ini 3 Indikator bagi Daerah untuk Terapkan New Normal, soal Jumlah Kasus hingga Layanan Kesehatan

Sandi menegaskan lagi, sebelum New Normal diterapkan harus ada langkah-langkah persiapan yang jelas.

"Tentunya perlu langkah-langkah persiapan juga nanti kita bisa bahas bagaimana langkah-langkah persiapan itu agar ekonomi kita bisa pulih kembali," kata dia.

Lihat videonya mulai menit-4:20:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)