Virus Corona

Rayakan Lebaran di RS, Dokter Ungkap Kecewa Lihat Warga Penuhi Jalan, Ungkit 'Indonesia Terserah'

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter relawan RSD Wisma Atlet Jati Perdana Utama mengungkapkan kekecewaan melihat masyarakat masih abai dengan protokol Covid-19, Sabtu (23/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Dokter relawan Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jati Perdana Utama, mengungkapkan kekecewaannya melihat masyarakat yang masih abai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Sabtu (23/5/2020).

Bagi Jati, kekecewaan itu muncul saat melihat berita-berita yang menampilkan keramaian di pasar dan pusat perbelanjaan sebelum lebaran.

Hari pertama dibuka, pasar murah di gedung serbaguna Pemprov Sumut penuh sesak oleh warga sejak pagi, Minggu (17/5/2020) (Handout/ Kompas.com)

Meski Tak Ada Larangan ke Pasar, Achmad Yurianto Imbau Masyarakat Tetap Lakukan Protokal Kesehatan

Apalagi Jati sebagai tenaga kesehatan harus merayakan Idulfitri di Wisma Atlet tempat ia bertugas.

Awalnya, ia mengaku sudah menyadari konsekuensi pekerjaannya sebagai tenaga medis yang harus menjalankan kewajiban.

"Profesi kita memang seperti ini, terutama dari kesehatan kita memang ada yang namanya konsekuensi terhadap pekerjaan," papar Jati Perdana Utama.

"Namun untuk seperti ini, kita yang kontak sangat dekat dengan pasien Corona, kita juga khawatir sebenarnya," lanjutnya.

Selain itu, para tenaga medis selama ini tidak dapat pulang ke rumah.

"Kita juga harus menjaga orang tua," jelas dia.

Jati menuturkan bagaimana lebaran terasa berbeda tanpa kumpul keluarga.

"Tapi di satu sisi, lebaran Idul Fitri kalau tanpa keluarga itu rasanya kurang lengkap," ungkap Jati.

"Kami pun pada dasarnya hanya manusia biasa seperti masyarakat lainnya, kalau Idulfitri ingin berkumpul dengan keluarga," lanjut dia.

"Tapi balik lagi tadi, atas dasar kesehatan dan kemanusiaan kita tetap melakukan tugas kita di sini," jelasnya.

Di Wisma Atlet sendiri suasana malam takbiran tidak ramai dan tetap menerapkan physical distancing.

"Yang biasanya kita ngumpul untuk takbiran, di sini diganti hanya lewat pengeras suara dari rekaman," ungkapnya.

Halaman
1234