Virus Corona

Hanya Bisa Video Call, Sopir Ambulans RS Wisma Atlet: Mohon Maaf Bapak Gak Bisa Lebaran sama Kalian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopir ambulans Rumah Sakit Corona Wisma Atlet, Aris Munandar dalam acara Sapa Indonesia Malam KompasTV, Sabtu (23/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Sopir ambulans Rumah Sakit Corona Wisma Atlet, Aris Munandar merayakan hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tidak seperti biasanya.

Aris Munandar harus tetap stay berada di RS Wisma Atlet untuk melaksanakan tugas negaranya.

Dilansir TribunWow.com dalam tayangan acara Sapa Indonesia Malam KompasTV, Sabtu (23/5/2020), Aris Munandar hanya bisa melakukan sambungan video untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

Petugas kesehatan saat melintas di kawasan Alun-alun Kota Malang menggunakan ambulans. (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Viral Balita di Palembang Dijemput Petugas Ber-APD Lengkap, Dokter: Ternyata Positif Corona

Melalui sambungan videonya tersebut juga, Aris Munandar menyampaikan ucapan Lebaran untuk keluarga tercinta.

Dirinya lantas menyampaikan permintaan maaf karena pada hari yang sebenarnya sangat dinantikan untuk berkumpul dengan keluarga justru tidak bisa membersamai di rumah.

Aris Munandar dengan tegas mengatakan bahwa dirinya sedang bekerja untuk negara, yakni berkaitan dengan Covid-19.

"Minal aidzin wal faidizin ya sayang ya, mohon maaf lahir batin, maafin bapak selama ini kalau punya salah," ujar Aris Munandar dalam sambungan video dengan keluarga kecilnya.

"Mohon maaf bapak enggak bisa lebaran sama kalian ya," sambungnya.

"Bapak lagi ngurusin di sini Covid," katanya.

Aris Munandar mengungkapkan bahwa keluarganya tidak mempermasalahkan dan bisa memaklumi dirinya tidak pulang saat Lebaran.

Selain itu, keluarganya juga mendukung penuh pekerjaan yang dilakukan oleh Aris Munandar, meski sebenarnya mempunyai risiko tinggi.

Lepas dan Buang Bajunya, Kades di Gresik Protes Keras pada Camat Lantaran Warganya Tak Dapat JPS

Lebih lanjut, Aris Munandar mengaku ada faktor lain yang membuatnya tetap berada di RS Wisma Atlet.

Yakni pandangan negatif dari sebagian masyarakat Indonesia kepada tenaga medis maupun pekerja-pekerja yang berhubungan dengan Covid-19.

Maka dari itu, selain untuk melindungi keluarga dari risiko tertular Virus Corona, juga untuk menghindari hal-hal yang tidak ingingkan buntut dari stigma tersebut.

"Keluarga saya memang benar tahu, dan mereka mendukung bahwa ini adalah tugas negara, Ibu Pertiwi memanggil," ungkapnya.

Halaman
123