Terkini Nasional

Ekonom INDEF Sebut Kartu Prakerja Abal-abal dan Ungkap Ucapan Sri Mulyani yang Membuatnya Syok

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun (kiri), dan Ekonom INDEF Bhima Yudhistira (kanan) dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020). Bhima Yudhistira secara terang-terangan menyebut Kartu Prakerja hanyalah program abal-abal.

Bhima membeberkan, Kartu Prakerja tetap diluncurkan karena adanya keinginan Jokowi.

Di masa pandemi, Jokowi disebutnya ingin memberi kegiatan warga yang kehilangan pekerjaan.

"Tapi yang saya syok adalah jawaban Bu Sri Mulyani, 'Pak Jokowi penginnya ketika orang itu lagi di rumah aja daripada diem enggak ada kerjaan dikasih pelatihan'," ungkap Bhima.

Menurut Bhima, hal itu sangat tak sesuai dengan tujuan awal Kartu Prakerja.

"Jadi kayak enggak meng-address atau enggak punya empati terhadap permasalahan real-nya."

"Karena secara hitung-hitungan enggak masuk, kita hanya menyubsidi platform digital, bukan proper kepada orang yang membutuhkan," tandasnya.

Minta Prakerja Dialihkan Bansos, Saleh Daulay: Saya Yakin Mereka akan Berterima Kasih ke Jokowi

Simak video berikut ini menit ke-29.51:

 

Berandai-andai Jadi Presiden

Pada kesempatan itu, sebelumnya Bhima Yudhistira blak-blakan mengandaikan diri menjadi seorang presiden.

Dilansir TribunWow.com, jika menjadi seorang presiden, Bhima Yudhistira mengaku akan mengganti sejumlah menteri di bidang ekonomi.

Namun, ia menyebut akan membubarkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Meskipun begitu, Bhima Yudhistira menyatakan ingin membubarkan kementerian yang dipimpin Luhur Binsar Pandjaitan karena sejumlah alasan rasional.

Refly Harun Anggap Said Didu Orang Terpilih karena Dilaporkan Luhut: Faisal Basri Kritik Lebih Keras

Pada kesempatan itu, mulanya Bhima menyebut sejumlah tokoh yang dinilai cocok menggantikan beberapa menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Hatim Basri untuk posisi menteri keuangan, kemudian ada Bang Faisal Basri itu cocoknya di perdagangan atau industri," kata Bhima.

"Yang ketiga, saya justru minta Bang Revrisond Baswir itu untuk ngurusin koperasi dan UMKM."

Melanjutkan penjelasannya, Bhima lantas menyinggung nama tokoh lain untuk menggantikan posisi menteri perekonomian hingga kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas).

Halaman
123