Virus Corona

Izinkan Pasar Beroperasi saat PSBB, Khofifah 'Ancam' Pedagang: Kalau Ada Positif Langsung Ditutup

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah, Khofifah Indar Parawansa dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Kamis (14/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Khofifah Indar Parawansa mengungkap kemungkinan penutupan pasar jika ada yang terkena Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Khofifah hingga kini masih mengizinkan pasar-pasar di Jawa Timur beroperasi seperti biasa.

Namun, ada sejumlah peraturan yang mesti dipatuhi penjual.

Satu di antaranya yakni dengan memakai masker dan mencuci tangan setelah beraktivitas.

Kemacetan lalu lintas terjadi di Bundaran Waru atau tepatnya di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, saat hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar di Kota Pahlawan, Selasa (28/4/2020). (Dok. Dishub Surabaya)

Akui Keputusan Sulit Jokowi soal Kenaikan BPJS, Ganjar Pranowo: Harus Dikelola secara Profesional

Mengaku Awalnya Tak Tertarik Bahas Kasus Ferdian Paleka, Refly Harun Ingatkan YouTuber tentang 2 Hal

Melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Kamis (14/5/2020), Khofifah mengatakan ada peluang pihaknya akan menerapkan sistem ganjil genap di pasar.

"Sebenarnya 10 hari yang lalu saya minta yang pertama adalah ganjil genap," kata Khofifah.

"Maksudnya masing-masing petak penjualan itu bisa diberi nomor dan itu sudah dilakukan di Kota Malang."

Khofifah menyatakan, dirinya tak akan menutup pasar selama wabah Virus Corona melanda.

Menurutnya, semua warga butuh mencari nafkah dan mencari kebutuhan pokok di pasar.

"Saya tadi pagi juga sudah meninjau, ini sudah 10 harian saya minta tolong pasar jangan ditutup," terang Khofifah.

"Karena proses perdagangan, perekonomian sesungguhnya saling take and give."

Kronologi 7 Anggota Keluarga di Solo Positif Covid-19, Mulanya sang Ayah Kena Corona saat Tarawih

Lebih lanjut, Khofifah menyinggung ancaman seorang bipati pada pedagang yang ngeyel dan tak mau menaati imbauan pemerintah.

Ia menyebut, penutupan akan dilakukan jika seorang di wilayah pasar dinyatakan positif terkena Virus Corona.

"Yang jualan juga perlu berdagang, yang beli juga perlu akses protein, vitamin, sayur dan sebagainya," ujar Khofifah.

"Ada sebetulnya bupati yang menurut saya anjurannya bagus 'Ayo kalau enggak mau begini nanti kalau ada yang positif pasar ditutup loh'."

"Ternyata itu efektif," sambungnya.

Karena itu, Khofifah hingga kini masih memberikan izin untuk pasar tetap beroperasi di tengah pandemi.

Namun, dengan sejumlah syarat.

Khofifah mengimbau para pedagang dan pembeli di pasar untuk tetap menjaga jarak aman serta melakukan seluruh imbauan pemerintah terkait penanganan Virus Corona.

"Kalau tidak ada proses endorsement seperti itu, dan ini tetap saja misalnya physical distancing tidak ditertibkan, lalu masker juga tidak diwajibkan, tempat cuci tangan juga tidak disediakan dalam jumlah yang cukup."

"Maka ketika terjadi suspect dan kemudian positif, ada kecenderungan pasar kemudian ditutup total," tandasnya.

Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan di Tengah Pandemi Corona, DPR: Tidak Bijaksana

Simak video berikut ini menit ke-6.16:

Alami Lonjakan Tinggi 

Di sisi lain, sebelumnya kasus Virus Corona melonjak di Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kasus paling banyak masih terjadi di Surabaya.

Penambahan kasus terus bertambah meski Jatim sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

• Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Selasa (12/5/2020), banyak klaster baru juga bermunculan.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa klaster baru terjadi sebelum PSBB.

Namun baru diketahui setelah PSBB.

"Nah ini misalnya beberapa klaster ini kan terjadi sebelum PSBB, hanya saja data ini kemudian data ini setelah PSBB," ujar Khofifah.

Khofifah lalu menyinggung soal pasien Virus Corona yang mencapai hingga 741 orang.

"Sebenarnya empat hari yang lalu sudah dapat ini bu data-data yang sempat di PCR ini yang positif Surabaya 714 ini empat hari yang lalu."

"Jadi kami sudah ngitung kapan ya 714 ternyata hari ini kita tembus kalau di Surabaya 741 bukan 714 malah 741," kata dia.

• Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19: Setelah PSBB, Terjadi Penurunan Kasus di DKI

Sehingga, Khofifah meminta semua pihak untuk bekerja sama disiplin menerapkan PSBB.

"Saya ingin mengajak kita semua bahwa kita harus bersinergi-bersinergi, sinergi," lanjutnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan pihaknya ingin melakukan tes Virus Corona semakin lebih banyak.

Ia tak peduli jika hasilnya akan menunjukkan banyak orang terkena Virus Corona.

"Itu semakin bagus, saya enggak peduli makanya saya enggak peduli bahwa dikatakan ini tinggi, ini saya tidak peduli," ujarnya.

Semakin banyak pelacakan dan pengetesan maka akan semakin baik.

• Surabaya Dinilai Gagal Tangani Covid-19 meski Telah Menerapkan PSBB, Laila Mufidah: Banyak Evaluasi

"Justru saya tarik sebanyak mungkin supaya teruutama yang kita bisa tracing kasusnya sebanyak mungkin," ucap dia.

Risma menambahkan bahwa ia ingin memanfaatkan uang rakyat untuk benar-benar mengatasi masalah Virus Corona di wilayahnya.

"Ini juga kan uangnya rakyat enggak bisa kemudian saya enaknya, yang kita tracing kita tes," lanjutnya. (TribunWow.com)