Tiba-tiba longsor susulan terjadi.
Longsor kedua terjadi dengan skala yang lebih besar.
Samsu yang masih belum melarikan diri akhirnya tertimbun longsor.
Pada siang harinya, jasad Samsu ditemukan dalam kondisi telah tewas karena tertimbun material longsor.
Tewasnya Samsu sekaligus menjadi satu-satunya korban jiwa dari bencana alam tersebut.
Kapolsek Leuwiliang bahkan mengibaratkan Samsu layaknya juru kunci legendaris Gunung Merapi Mbah Marijan.
"Dia jadi pahlawan lah, pahlawan lah dia. Ibaratnya kalau kayak Mbah Marijan, orang terakhir lah," kata Ismet.
Samsu akhirnya dimakamkan sekira pukul 13.30 WIB.
Pria yang disebut pahlawan itu meninggalkan dua orang anaknya yang berhasil selamat dari bencana.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan ada 60 kepala keluarga yang terdampak dari longsor tersebut.
"Ada 14 rumah hanyut dan ada sekitar 60 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak. Satu meninggal, ditemukan di kedalaman 4 meter," kata Bupati Bogor Ade Yasin saat meninjau lokasi longsor tersebut.
Ade mengatakan langkah selanjutnya untuk mengantisipasi hal sama serupa, ia akan melakukan penghijauan dengan tanaman vetifer.
• Ridwan Kamil Khawatir Indonesia Tak Hanya Darurat Kesehatan dan Ekonomi, tapi juga Sosial Politik
• Fakta Mayat Wanita di Kontrakan, Bermula saat Istri yang Disekap Tukang Roti di Bogor Minta Teman
Warga Rasakan Tanah Bergertar
Diketahui dari warga setempat, total ada tiga longsor yang terjadi.
"Longsornya 3 kali, pertama jam 01.00 WIB, kedua, terus longsor yang terakhir yang paling gede itu jam 04.00 WIB," kata warga setempat, Saleh (38) kepada TribunnewsBogor.com.