Selain itu, ia juga menyoroti istilah 'pulang kampung' dan 'mudik' yang disebut berbeda oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
• Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam Kompas TV, Selasa (12/5/2020).
Awalnya, Karim menuturkan bagaimana seharusnya pemerintah bersikap selama masa pandemi.
"Saya bilang yang kita butuhkan itu komunikasi kritis yang tidak multitafsir, berkonteks rendah, apa adanya," kata Karim Suryadi melalui video call.
"Kalau ya, ya, kalau tidak, tidak," tegasnya.
"Penjelasannya dilakukan terperinci dan jangan biner. Jangan main istilah," lanjut dia.
Karim lalu menyoroti bagaimana istilah 'pulang kampung' dan 'mudik' dibedakan padahal memiliki makna yang sama.
"Menurut saya, maaf ya, pulang kampung dan mudik esensinya sama, orang pergi," papar Karim.
Kegiatan bepergian dengan alasan kunjungan kerja pun dianggap Karim berpotensi membawa virus.
"Selama orang itu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, penyakit ikut," kata Karim Suryadi.
Ia kemudian menyinggung kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri.
• Garansi Sampai Kampung Halaman, Harga Tiket Jasa Mudik Travel Gelap Capai Empat Kali Harga Normal
Karim mengkhawatirkan kepulangan puluhan ribu TKI akan membawa gelombang baru kasus positif Virus Corona.
"Yang kedua, ini tak kalah pentingnya. Katanya tidak boleh mudik, tapi TKI mau pulang, puluhan ribu," ucapnya.
"Tapi mereka tidak bisa dicegah," lanjut dia.
Seperti diketahui, para TKI tersebut akan segera kembali ke daerah masing-masing setelah transit di Jakarta.